Manusia diciptakan oleh secitra dengan Allah, maka Allah mengaruniakan manusia rahmat dengan wujud belas kasih karunia Allah.Ketika Ia memberikan sebuah kasih karunia tersebut maka kita sebagai manusia menerimanya dengan bersyukur dan dengan rendah hati. Allah mengaruniakan manusia dengan memiliki sikap kerendahan hati dalam sesama ataupun dengan Allah. Bahwa kerendahan hati bukanlah hanya saja perilaku melainkan juga sikap hati kita. Kerendahan hati bukan hanya sebagai prinsip, tetapi juga dipraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.Â
   Yesus lahir di kandang domba, hal ini menunjukan sisi yang lain dari kedatangan Sang Mesias. Kelahiran Sang Mesias ini menunjukan akan sisi dari Allah untuk merendahkan diri-Nya dan meninggalkan akan segala kemegahan serta kemuliaan-Nya dan menjadi manusia. Allah ingin memperlihatkan diri-Nya bahwa betapa mengasihi manusia dan begitu besar cinta Allah kepada manusia untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Hal ini menyatakan bahwa Allah tak seperti tokoh penting dalam dunia ini yang terkadang menampilkan dirinya akan suatu kekuasaan yang begitu megah dan mulia, namun dalam hidupnya ia memiliki suatu perbuatan yang sombong dan hina.Â
   Pada natal tahun ini dengan tema "Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem" Lukas 2:13, dari tema ini kita diajak untuk meneladani dari kelahiran Yesus Kristus. Ia lahir dengan secara sederhana tak ada keistimewaan ataupun kemegahan dalam tempat ketika ia dilahirkan dan Ia pun menunjukkan kerendahan hati dengan merendahkan diri-Nya lahir di tempat kandang domba sebagai rasa peduli terhadap manusia yang lemah, tersingkir dan tidak ada tempat dalam masyarakat. Kelahiran Yesus Kristus menjadi teladan bagi umat manusia. Ini adalah bukti bahwa cinta kasih Allah begitu amat besar kepada manusia, sehingga Ia mengutus Putra-Nya untuk menolong dan menebus atas dosa dosa umat manusia.
  Allah menginginkan umat manusia yang selalu mengasihi dengan merendahkan dirinya dan saling melayani sesama dengan rendah hati. Natal ini perlu kita meriahkan dengan mendatangkan gembala yang memiliki kerendahan untuk menerima semua kasih Allah dalam natal. Semua ini jelas pada 1 Petrus 5:5 "Begitu juga Saudara, orang-orang muda. Tunduklah kepada orang-orang yang tua. Saudara semuanya harus merendahkan diri dan saling melayani dengan rendah hati. Sebab dalam Alkitab tertulis begini, "Allah menentang orang yang sombong, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." ayat ini mengajarkan kita semua untuk terus menjadi pelayan bagi sesama dengan tulus hati dan rendah hati. Natal merupakan bukanlah suatu ajang menjadi tempat untuk pesta pora namun tidak memaknai natal dengan begitu dalam. Perayaan natal mengandung sejuta makna yang dapat kita ambil untuk menjadi suatu pelajaran hidup yakni kesederhanaan dan kerendahan hati dengan nilai inilah akan mengajak kita untuk berempati terhadap sesama yang masih hidup kekurangan.
  Nilai yang didapatkan tentunya harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya saya sebagai seminaris yang mendapatkan tugas bidel bendahara melakukan pelayanan kepada teman-teman dengan rendah hati dan kesabaran. Dalam kehidupan di seminari, tentunya para seminaris punya tugas kebidelan masing-masing di setiap angkatan atau medan. Saya sebagai seminaris tahun pertama mendapat kebidelan bendahara medan pratama semester 1, tetapi tentunya dalam menjalankan tugas terdapat rasa malas dan lelah. Hal malas yang saya rasakan ini ketika saya sedang melakukan pekerjaan lainnya dan mendapatkan teman yang bayar sitaan, lalu ketika ingin menulis apa yang disita mendapatkan rasa malas.
   Perasaan inilah yang harus dihilangkan karena tak sesuai dengan ajaran Yesus Kristus. Yesus Kristus sendiri mengajarkan kita untuk melayani dan mengasihi sesama dengan kerendahan hati. Maka dari situ kita perlu mengubah sifat, perilaku dan aspek kehidupan yang negatif menuju ke sisi yang positif. Sifat atau perasaan malas inilah yang harus saya ubah kedalam sikap melayani sesama dengan kerendahan hati yang berani untuk meninggalkan kepentingan pribadi.Â
   Mengubah diri untuk menjadi rendah hati perlu ketaatan dan kesemangatan dalam menjalani, akan tetapi jika kita tidak taat dan semangat maka perubahan dalam pribadi diri kita akan menjadi gagal. Perubahan diri itu tidak hanya dijadikan angan-angan belaka namun juga perlu untuk ditekuni dan diwujudkan dalam aksi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita juga harus mengubah mindset kita sebagai manusia yang beriman, berakal budi, dan berhati nurani. Maka, kerendahan hati ini mewujudkan apa yang sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus itu sendiri. Dari situlah kita dapat memaknai natal pada tahun ini dengan menerima kasih karunia Allah melalui kerendahan hati yang terus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
    Mari kita meriahkan natal tahun ini dengan penuh semangat melalui kerendahan hati yang kita terapkan dalam hidup yang sederhana. Natal bukanlah tentang momen untuk berfoya-foya, ataupun berpesta pora. Namun mari kita jadikan momen natal ini sebagai momen yang mengubah pribadi kita menjadi seperti yang Allah inginkan. Allah akan terus membagikan cinta kasihNya kepada umat manusia walaupun manusia seringkali jatuh dalam dosa. Begitu besar cinta kasihNya akan dunia ini, sehingga ia rela menganugerahkan puteraNya untuk menebus dosa-dosa umat manusia.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H