Mohon tunggu...
michaelkarundeng
michaelkarundeng Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas Airlangga

Perkenalkan, saya Michael Joseph, seorang mahasiswa berusia 18 tahun yang saat ini menempuh studi di Universitas Airlangga, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, semester 1. Dengan minat yang mendalam dalam bidang ekonomi dan industri, saya bersemangat untuk mengeksplorasi berbagai aspek yang membentuk dunia bisnis saat ini. Selain belajar, saya juga memiliki hobi traveling, yang memberi saya kesempatan untuk menjelajahi berbagai budaya dan memperluas wawasan saya. Harapan saya adalah dapat lulus dengan nilai yang baik, sehingga saya bisa berkarir di perusahaan internasional dan berkontribusi dalam menciptakan solusi inovatif untuk tantangan ekonomi global.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Jam Tidur Mahasiswa: Bagaimana Pola Tidur yang Buruk Menyebabkan Masalah?"

7 Januari 2025   16:20 Diperbarui: 7 Januari 2025   16:20 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidur adalah aktivitas yang sangat penting dan krusial bagi semua kalangan. Namun, masih banyak orang yang mengalami masalah tidur, yang tidak hanya mengganggu waktu istirahat mereka, tetapi juga memengaruhi kehidupan sehari-hari. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 'Seseorang seharusnya memiliki waktu tidur sekitar 7-8 jam per hari untuk menjaga kesehatan yang optimal' (Kementerian Kesehatan, 2023).

Menurut National Sleep Foundation (1999), 37% orang dewasa muda berusia 18-29 tahun dilaporkan mengalami kekurangan tidur dan gangguan tidur. Usia ini biasanya merupakan masa di mana seseorang menjadi pelajar atau mahasiswa. Banyak mahasiswa yang tidur larut malam dan bangun pagi, sehingga otak mereka tidak dapat beristirahat secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tugas yang menumpuk, nongkrong hingga larut malam, atau sekadar bermain game. Aktivitas-aktivitas ini tentu mengganggu pola kehidupan sehari-hari, di mana waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat malah dipakai untuk aktivitas lain."

Kurangnya tidur di kalangan mahasiswa dapat menyebabkan dampak buruk yang signifikan, termasuk kesulitan dalam mengendalikan emosi, kelelahan fisik, dan penurunan konsentrasi, yang pada akhirnya menghambat proses belajar mereka. Hasil survei menunjukkan bahwa individu yang kurang tidur memiliki risiko tiga kali lebih besar mengalami gangguan konsentrasi dan dua kali lebih besar mengalami kelelahan serta gangguan mood (Marpaung, dkk, 2013).

Dampak Kurang Tidur pada Kesehatan Mental

Kurangnya tidur di kalangan mahasiswa sering kali dianggap sepele, padahal dapat berakibat sangat fatal. Masalah tidur dan kesehatan mental saling berkaitan dan memberikan dampak signifikan bagi kesehatan emosional. Menurut Kementerian Kesehatan, saat kurang tidur, bagian otak yang bernama amygdala mengalami peningkatan aktivitas hingga 60 persen. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemampuan otak dalam mengendalikan emosi. Selain itu, kurang tidur juga dapat berkontribusi pada gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), yang ditandai dengan kesulitan fokus dan kondisi emosi yang labil.

Dampak Kurang Tidur pada Kesehatan Fisik

Mahasiswa seringkali kurang menghargai kesehatan tubuh mereka, merasa baik-baik saja, padahal kurang tidur dapat menyebabkan berbagai penyakit. Meskipun dampaknya tidak selalu langsung terasa, efeknya bisa muncul di kemudian hari. Kurang tidur dapat mengganggu metabolisme dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, akibat peningkatan frekuensi jantung dan tekanan darah. Menurut jurnal kesehatan dari Poltekkes Kemenkes RI Pangkalan Bun, durasi tidur yang pendek dan berkepanjangan berkontribusi pada masalah ini. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan tidur yang cukup agar tubuh dapat menyeimbangkan energi dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit

Dampak Kurang Tidur Pada Perkuliahan

Meskipun tidur merupakan hal yang penting, mahasiswa sering kali kurang memprioritaskannya. Dalam upaya meningkatkan prestasi akademik, tidur sering dianggap sepele. Sebuah studi menemukan bahwa mahasiswa yang tidur selama 7-9 jam setiap malam memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak memenuhi rekomendasi tersebut (Smith, 2018). Oleh karena itu, kurang tidur sangat memengaruhi kinerja mahasiswa, karena berdampak pada ingatan dan kemampuan menerima informasi. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan nilai serta prestasi akademik mahasiswa.

Cara Memperbaiki Pola Tidur

Dari paragraf di atas, dapat kita simpulkan bahwa tidur hingga larut malam atau rusaknya pola tidur dapat berdampak negatif, baik pada kesehatan mental maupun fisik, serta mengganggu perkuliahan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa, kita harus memiliki pola tidur yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membatasi penggunaan gadget dan menghindari penggunaan gadget sebelum tidur. Gantilah kebiasaan scrolling media sosial dengan membaca buku. Selain itu, berolahraga secara rutin dapat membuat tubuh lebih nyaman saat beristirahat. Hal lain yang bisa dilakukan adalah menjaga pola makan; konsumsilah makanan sehat dan kurangi gula agar tubuh merasa lebih nyaman. Yang terpenting adalah manajemen waktu. Sebagai mahasiswa, kita sering kali membebankan semua tugas di malam hari, sehingga mengorbankan waktu tidur. Cobalah untuk memanajemen waktu dengan lebih baik, seperti memulai belajar di pagi hari atau sebelum kuliah, sehingga tidak mengganggu waktu istirahat malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun