Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penting Adanya Pengetahuan tentang Demam Babi Afrika (ASF)

20 Mei 2020   14:39 Diperbarui: 20 Mei 2020   14:34 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Daniel Rock, Departemen Pathobiologies University of Illinois, menambahkan ASF adalah penyakit babi saja dan karenanya bukan ancaman bagi hewan peliharaan non-babi atau ternak lainnya.

Walau sudah dijelaskan sedemikian rupa oleh para pakar, saya secara pribadi menganjurkan untuk tetap berjaga-jaga. Jika bisa untuk tidak dimakan maka sebaiknya jangan dimakan, apa lagi untuk posisi babi yang sudah mati.

Jika ingin memakan daging babi yang sedang sakit ASF maka sebaiknya mengikuti instruksi penanganan dan memasak yang betul-betul matang dan aman untuk melindungi kesehatan keluarga.

Pola penyebaran ASF mirip cara menyebarnya virus Corona. Kita sudah banyak tahu tentang cara mencegah punularan virus corona. Karena itu, lakukan sedini mungkin pencegahan agar babi yang masih sehat bisa tetap sehat.

Praktikkan cara pencegahan yang sama dengan virus Corona. Tetapi ini kali pada babi. Bukan juga dengan memakaikan masker pada babi, atau mencuci kaki babi.

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah hindari penggunaan pakan yang punya potensi terkontaminasi Virus ASF. Jika pernah kontak dengan babi tetangga yang sudah sakit atau mati karena ASF, maka jangan langsung kontak dengan babi sendiri yang ada di kandang. Mandi dan ganti baju lah terlebih dahulu sebelum kontak dengan babi sendiri. Air cuci daging babi jangan dicampurkan pada makanan babi.

Berhentilah saling tuduh dan mempersalahkan, tetapi sebaliknya kita sama-sama berupaya untuk menemukan solusi yang tepat dan mencegah penyebaran dari rumah masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun