Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Kisah tentang Gadis Kecil

4 Oktober 2019   18:08 Diperbarui: 5 Oktober 2019   21:51 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang gadis kecil yang jatuh cinta kepada hujan, senja dan seekor anak anjing. 

Sudah tujuh bulan  hujan tak pernah lagi datang bertandang ke pelataran rumahnya. Sejak saat itu ia sering melamun tentang salah apa yang ia perbuat sehingga hujan membenci dirinya dan tak muncul lagi. Ia sangat merindukan hujan.

Ia juga selalu jatuh cinta kepada senja. Senja baginya bukan soal waktu tetapi tentang rindu. Namun sayang, ia tak bisa melihat senja lagi dalam tragis sekapan orang-orang tak dikenalnya.

Ia juga begitu menyayangi anak anjingnya. Akhir-akhir ini, anak anjing itu adalah satu-satunya teman bicaranya. Sayangnya anak anjingnya tertabrak mobil yang melintas depan rumah kemarin sore. Ia begitu sedih.

Dalam duduk diam. Ia terbayang ayahnya yang selalu mengajaknya berkejaran sambil memanggil namanya, Lita, terus menerus saat mandi hujan bersama.

Lalu saat senja tiba ia akan duduk dipangkuan ayahnya sambil ayahnya membelai rambutnya. Bersama mereka menjemput malam. Dan anak anjing itu adalah hadiah ulang tahun ke tujuh dari ayahnya tujuh bulan yang lalu.

Tujuh bulan yang lalu ayahnya tertabrak truk sehabis bertengkar dengan ibunya. Tadi pagi ibunya menjualnya kepada orang yang menyekapnya sekarang.

Namun sambil menelungkup di sudut ruangan gelap, dalam mimpi kecilnya,  ia masih tetap jatuh cinta kepada hujan, senja dan anak anjingnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun