Di tengah hiruk pikuk dan hingar bingar berbagai masalah kemanusiaan yang terus muncul seperti enggan mau berhenti, kita dituntut untuk menilik dengan menukik lebih dalam melihat keadaan orang marapu dan berbagai aliran keperyaan lokal yang ada di Indonesia yang sepertinya terlupakan.
Eksistensi orang marapu dan berbagai aliran kepercayaan lokal di Indonesia telah ada jauh sebelum agama-agama besar yang diakui Negara itu ada. Keberadaan mereka belum semuanya punah dan spirit mereka tidak mati.
Kita tidak harus bertindak sebagai pemeran utama yang maha tahu yang berada di luar cerita dalam penulisan sebuah cerita. Kita hanya perlu meletakkan kepercayaan, memberikan asupan energy dan menyediakan sedikit ruang kepada masyarakat dengan aliran kepercayaan lokal untuk bereksistensi sebagaimana adanya mereka. Proses yang baik adalah memacu dan memberi masyarakat suatu kesempatan (opportunity) dan kebebasan (freedom) untuk bertindak sesuai kesanggupan diri mereka dan mengembangkan potensi diri mereka dari dalam.
Meletakkan masyarakat sebagai poros gerakan berarti memikirkan suatu cara yang familiar dan nyaman bagi masyarakat itu sendiri. Ada berbagai macam pendekatan yang dapat dilakukan. Pendekatan budaya dan kearifan lokal merupakan salah satu langkah ampuh yang dapat ditempuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H