Ada yang bilang kalau hujan itu terdiri dari sembilan puluh sembilan persen rindu dan satu persen adalah air yang jatuh. Tidak mengherankan jika setiap kali hujan turun, bayanganmu seperti mengintip dari balik jendela hati. Semacam ada pesan yang ingin disampaikan.
Kemarin sore hujan turun lagi dan seperti biasa aku mulai memandang satu persatu titik-titik yang jatuh seperti garis putus-putus. Sama seperti biasa deretannya berisi pesan yang terurai dalam rinainya.
Sore ini aku duduk dekat jendela depan rumahku saat mendung mulai menebal dan langit mengguntur. Hujan pun mulai berjatuhan cukup deras. Kali ini pesan yang tersampaikan cukup jelas. Lebih cukup jelas sesaat setelah dua sosok berlalu di depanku.
Akhirnya aku sadari bahwa benar apa kata orang jika hujan itu terdiri dari rindu dan air yang jatuh. Dan seperti menangkap hujan dalam genggaman yang sukar tercapai. Rinduku pun sangat sukar digenggam. Jelasnya sesaat setelah engkau berlari kecil menggenggam tangan seorang pria lewat di depanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H