Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Saat Rintik Hujan Pagi Tadi

27 Juli 2019   07:45 Diperbarui: 27 Juli 2019   07:49 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukankah hanya dalam diam kita saling memagut dan seperti hujan pagi tadi, rintiknya menyanyikan lagu sunyi

Kenapa harus sedih saat putus? Begitu tanyamu seperempat inci sebelum perpisahan terjadi. Layang-layang saja kalau putus banyak yang ngejar, tambahmu lagi

Engkaulah pagi butaku yang meraba-raba yang takkan pernah kurengkuh. Mungkin karena terlalu dini kau datang bahkan sebelum embun jatuh pada dedaunan

Sekarang kau duduk entah di mana. Mungkin sedang memikirkanku. Mungkin merindukanku. Mungkin membenciku. Tetapi satu yang pasti adalah aku sangat merindukanmu

Tubuhmu yang putih adalah marmer, dan orang yang melihatnya menyebutnya taj mahal sesaat setelah dibasahi rintik hujan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun