Teroris memang sesuatu yang sangat mengerikan. Para teroris ini bahkan membunuh banyak orang demi kepentingan mereka sendiri. Apakah orang-orang semacam ini pantas mendapat perlindungan HAM. Pada Sabtu, 19/05/2018 yang lalu, bertempatkan di Restoran Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam berkata:
"Menuntut hukuman mati itu nggak signifikan. Hukuman mati itu nggak bisa membongkar jaringan. Kalau dia dihukum mati ya dibawalah jaringannya ke alam kuburnya,"
Saya rasa aparat penegak hukum di Indonesia sudah profesional dalam melaksanakan tugasnya. Mereka sudah bisa memiliki cara-cara tersendiri untuk dapat membongkar jaringan terrorisme mereka. Yang terpenting adalah penjatuhan hukuman yang tepat untuk pelaku terrorisme ini. Kepekaan negara merasakan ratapan dan jeritan histeris keluarga korban teroris yang meminta ditegakannya hukum dan keadilan tidak memberikan pilihan banyak kepada aparat penegak hukum.
Keluarga korban dan rakyat Indonesia memohon kepada negara agar keadilan benar-benar terwujud. Para teroris harus dijatuhi hukuman yang memang setimpal. Meskipun hukuman ini harus mencabut HAM yang dimiliki teroris itu.
HAM hanya akan menjadi benteng untuk berlindung bagi para teroris. Teroris menjadi merasa lebih aman melakukan kejahatan di Indonesia, jika Indonesia tidak bisa menindak dengan tegas para teroris ini. Padahal para teroris ini tidak peduli dengan HAM orang lain.
Aksi teror yang "mereka" lakukan telah melanggar dan bahkan merenggut HAM ribuan orang atas kehidupan, kebebasan dan keselamatan. Memang diperlukan hati nurani dan rasa keadilan yang tinggi. Teroris yang memang sudah melakukan kejahatan berat, memang pantas mendapat hukuman mati.
Tentu pencabutan HAM yang semena-mena dapat membuat Negara kita dianggap main hakim sendiri. Tapi jika kita tidak berani menindak tegas para teroris dengan mencabut HAM yang mereka miliki. Negara kita tidak akan bisa menang dalam perang dengan teroris ini.
