"Aku menyebut diri saat ini sebagai sukarelawan kekecewaan, tegas saja aku yang kecewa sendiri tanpa pernah engkau ingin mengecewakan; aku terlalu tunduk, terbawa perasaan, sulit menafsirkan apa yang terlihat olehku dari seorang perempuan." Ia menggoyang-goyangkan tubuhku dan mencampakkan rokok di tangannya.
Aku jawab "kamu lesbian?"
"Ha?" ia tertawa lalu muntah.
Pertemuan malam itu ditutup dengan perjuanganku memopongnya sampai ke sebuah hotel tempat ia menginap. Aku tinggalkan ia yang kecewa dalam mabuk dan mabuk dalam kekecewaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H