Para terpidana mati Bali Nine telah dieksekusi di Nusakambangan pada hari Rabu 29/4/2015 dini hari. Menanggapi hal ini, Australia pun mengambil keputusan tegas yaitu dengan menarik kedutaan besarnya dari Indonesia. Hal ini dinilai sangat berlebihan. Pasalnya, kedua negara ini saling tergantung satu sama lain.
Keputusan Tony Abbott dapat dikatakan sangat berlebihan alias lebay dan juga berstandar ganda. Berdasarkan keterangan republika.co.id bahwa pada tahun 2005, seorang warga negaranya berhasil ditangkap di Bandara Changi karena kedapatan menyelundupkan heroin seberat 400 gram. Oleh karena itu, ia dijatuhi hukuman mati di Singapura. Nah, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa saat warga negaranya dieksekusi mati oleh Singapura, Australia tidak menarik kedubesnya dari Singapura? Dan mengapa kini ketika Indonesia mengeksekusi mati warga negaranya yang telah kedapatan mengedarkan heroin, malah mau menarik kedubesnya dari Indonesia? Apakah ini namanya bukan keputusan yang lebay lagi berstandar ganda?
Ah, ini pasti hanya sebatas gertak sambal abal-abal seperti apa yang telah dilakukan oleh Belanda beberapa waktu yang lalu dengan menarik kedutaannya dan akhirnya kembali memberikan kedutaannya kembali kepada Indonesia. Jadi, orang Indonesia tidak perlu menanggapi hal ini terlalu serius, abaikan saja. Toh, jika nanti Australia sudah sadar akan kesalahannya, dia akan memberikan kedutaan besarnya kembali kepada Indonesia. Karena memang pada dasarnya kedua negara ini saling membutuhkan satu sama lain.
“Eksekusi itu kejam” jelas Abbott seperti yang dilansir oleh republika.co.id 29/4/15. Apakah pengedar narkotika juga tidak kejam? Bayangkan saja, oleh karena perbuatan orang ini, banyak warga negara Indonesia yang meninggal akibat mengonsumsi obat-obatan terlarang yang diedarkan oleh orang tersebut. Pengedar obat terlarang merupakan kejahatan internasional yang di mana hukuman mati adalah tindakan yang efektif untuk memberantas hal tersebut.
Pasalnya, pengguna narkoba adalah mayoritas berasal dari kalangan anak muda. Jika dibiarkan, tentunya generasi muda suatu bangsa akan hancur. Nah, padahal kemajuan dan pembangunan suatu bangsa berasal dari generasi mudanya. Kalau generasi muda, generasi pembangun bangsa, hancur maka bagaimana nasib suatu bangsa tersebut kedepannya? Sungguh sangat ironis.
Tidak seharusnya Australia marah kepada Indonesia. Karena apa yang dilakukan oleh Indonesia adalah bukti sikap tegas hukum untuk menindaklanjuti para perusak generasi muda. Bukankah itu adalah tujuan dari hampir seluruh bangsa di dunia?
Menurut hemat saya, penting dan suatu keharusan untuk memberlakukan hukuman mati kepada para pengedar narkoba. Agar kedepannya akan memberikan efek jera kepada para pengedar narkoba. Apakah mereka yakin akan bersikeras untuk meneruskan aksinya tersebut terutama di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H