Mohon tunggu...
Michael Handoyo
Michael Handoyo Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya adalah seorang mahasiswa dengan spesialisasi jurusan Manajemen di Universitas Esa Unggul, Jakarta. Saya menyukai hal-hal yang baru dan menantang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Malam Mengerikan di Paris

15 November 2015   23:32 Diperbarui: 15 November 2015   23:32 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat, 13 November 2015, malam waktu setempat merupakan peristiwa paling berdarah dan mencekam di Paris, Perancis setelah perang dunia ke-2. Sebanyak lebih dari 153 korban tewas dan luka-luka akibat aksi teror yang terjadi di 7 titik startegis di kota Paris.

Sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (15/11/2105) bahwa ISIS bertanggungjawab atas aksi teror yang terjadi di kota Paris. Ini merupakan peringatan dari kelompok radikal tersebut jika Perancis masih tetap terus meerapkan kebijakannya dalam hal mengikutcampuri urusan ISIS di Suriah.

Dalam pidato Hollande, Presiden Perancis, mengatakan bahwa serangan ini terjadi karena ada persiapan yang matang baik dari luar Perancis maupun dalam Perancis untuk melancarkan aksi teror ini.

Tentunya hal ini membuat seluruh negeri Perancis mengalami shock luar biasa setelah tragedi ini. Bahkan seluruh sekolah, kampus, dan kedutaan Perancis di seluruh dunia meliburkan diri sebagai hari berkabung nasional selama 3 hari.

Keterbukaan negara-negara Eropa terhadap para pengungsi, dari negara Suriah khususnya, menjadi sorotan tajam akibat tragedi ini. Pasalnya, tragedi ini melibatkan aksi orang dalam negeri Perancis untuk melancarkan aksinya. Aksi ini sudah terorganisir dengan perencanaan yang baik sehingga dapat lolos dari pengamanan tentara di seluruh penjuru Paris. Seperti yang diketahui, bahwa Paris menyiapkan banyak tentara yang berjaga secara bergantian untuk mengawasi keamanan di seluruh penjuru kota.

Seperti halnya jika kita mengetahui bahwa orang tersebut memiliki karakter yang suka berbuat onar, jika kita sampai menampung orang tersebut di dalam rumah kita itu artinya kita membiarkan orang tersebut menghancurkan seisi rumah.

Hal ini yang perlu dipikirkan secara masak oleh seluruh negara Eropa jika ingin tetap menampung para pengungsi, pertimbangkanlah apakah akan mengganggu kedaulatan negara atau tidak. Karena negara adalah taruhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun