Mohon tunggu...
Michael GandaManarsar Hutajulu
Michael GandaManarsar Hutajulu Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat literasi

Mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum Bandung , Sekfung Organisasi GMKI Cabang Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Oikumenisme Injeksi Persatuan

9 Mei 2020   09:41 Diperbarui: 9 Mei 2020   09:39 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara etimologis, kata "Oikumene" berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata oikos, yang berarti "rumah" dan menein, yang berarti "tinggal atau mendiami". Kedua kata ini jika digabungkan akan menjadi oikumene yang secara harafiah berarti "yang didiami."

Istilah oikumene sering digabungkan dengan kata "ge" (disebut oikumene ge) yang berarti "dunia atau bumi", tetapi kata benda ini sering tidak disebutkan secara eksplisit. Masyarakat Yunani mula-mula menggunakan istilah oikumene (selanjutnya disebut ekumene) untuk mengartikan "bagian bumi yang didiami orang," kemudian ekumene mendapat arti seluruh Kekaisaran Romawi dan semua penduduknya.

Tantangan Oikumenisme di Indonesia

Narasi kebencian, intoleran, dan radikalisme semakin menguat di tengah masyarakat adalah suatu tantangan yang sangat amat serius untuk oikumenisme di Indonesia . Catatan Kontras (14/11/2018) menunjukkan, bahwa intimidasi dan kekerasan atas nama agama masih terus meningkat dan berulang-ulang dari tahun ke tahun. Budaya damai dan saling memahami menjadi terpinggirkan. Media sosial adalah salah satu lahan subur bersemainya aksi-aksi yang kontra terhadap nilai-nilai persatuan.

Fakta tentang polarisasi masyarakat tersebut, harus disikapi dengan sangat serius dan bersungguh-sungguh. Sebagai sebuah kecenderungan yang tidak sehat dan tidak produktif, dia tidak boleh berlarut-larut. Pada gilirannya, dia akan berdampak pada persatuan dan kesatuan bangsa, dan juga membuat oikumenisme terkikis perlahan-lahan

Oikumenisme dan persatuan

Oikukumenis sangat erat kaitannya dengan persatuan. Oikumenis lahir dari gairah yang sangat besar akan persatuan tentu ini menjadi bibit yang harus tumbuh di tengah-tengah masyarakat yang beragam atau majemuk, oleh karena itu ekumenis acap kali di diskusikan di dalam ruang-ruang publik dengan semangat dan hasrat persatuan yang tinggi.

Ada sebagian orang melihat Oikumene sebagai suatu usaha untuk menyatukan seluruh entitas yang berbeda , dengan mempunyai satu tata kelola , satu pengakuan , satu papan nama, satu kuasa administratif. Pendek kata, menjadikan satu semuanya (uniformitas). Hal ini berarti seluruh entitas, dengan berbagai latar belakang, berlainan suku, bahasa, kebudayaan dan tradisi dileburkan menjadi satu.

Usaha-usaha oikumenis telah dijajaki. Dan nampaknya istilah Oikumene bukan lagi suatu hal yang asing, bahkan menjadi satu mode dalam suatu kegiatan di antara beberapa entitas.  sehingga ada sebagian orang mengidentikkan kegiatan secara bersama-sama itulah Oikumene. Segala usaha berupa pertemuan, konsultasi, rapat dan mengadakan proyek secara bersama-sama itu sudah menyatakan kesadaran Oikumenis.

Kesadaran oikumenis menjadi modal awal persatuan dari entitas-entitas yang berbeda , kesadaran dan semangat oikumenisme harus terus digaungkan dan di implementasikan secara aplikatif dalam setiap langgam kehidupan agar oikumenisme menjadi obat ditengah merebaknya isu intoleran di tengah masyarakat yang majemuk ,maka dengan itu persatuan akan terus hidup sejalan dengan suburnya oikumenisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun