Dalam sturktur makro ini, dapat diperhatikan bahwa kedua film ini memiliki skandal besar terkait dengan organisasi di luar industri media ataupun di dalam industri media itu sendiri. Skandal tersebut dalam film "The Insider" adalah skandal perusahaan tembakau yang menutup kebobrokannya dengan cara mengancam indsutri media, memanipulasi data serta bertindak semaunya (didasarkan dengan kekuatan finansial). "Spotlight" sendiri juga menawarkan kasus yang tidak berbeda jauh yang dimana Gereja Katolik menjadi tembok dalam kasus pelecehan yang dilakukan oleh pastur. Gereja Katolik mencoba menutupi segala kebobrokannya melalui aktivtas masyarakat, mayoritas masyarakat penganut Katolik serta penguasa kota yang beragama Katolik. Dalam hal ini butuh kewaspadaan agar skandal tersebut tidak berbalik menyerang para jurnalis yang ingin mengusut tuntas kasus tersebut.
Selanjutnya adalah analisis di bagian superstruktur, yang dimana kedua film ini mencoba melakukan pengemasan dalam 3 tahap, yaitu Opening, Klimaks, serta Ending. Opening, kedua film ini menunjukkan perbedaan yang dimana "The Insider" membukanya dengan pengenalan sang tokoh utama yang masih bekerj di perusahaan tembakau tersebut, lalu "Spotlight" dengan perpisahan editor dari media The Boston Globe. Klimaks, pada bagian ini "The Insider" menunjukkan bagaimana sang tokoh utama diwawancarai di acara 60 Minutes untuk membongkar aib dari perusahaan tembakau tempat ia bekerja sebelumnya sehingga timbulah akibat dari wawancara tersebut dimana terdapat banyak ancama pembunuhan dan sang tokoh utama ditinggalkan oleh orang-orang terdekatnya. "Spotlight" dikemas dengan Klimaks dimana salah satu jurnalis di industri media The Boston Globe ingin  mengangkat kasus pelecehan yang dilakukan oleh pastur dan tidak disetujui oleh pihak-pihak yang ada dalam perusahaan media tersebut hingga akhirnya pada proses pengumpulan bukti yang cukup menegangkan. Ending, kedua film ini memunyai ending dimana mereka dapat menyelesaikan invetigasi mereka secara mendalam serta mendapat pengakuan publik bahwa berita yang mereka sampaikan amat sangat informatif.
Stukrtur Mikro, bagian terakhir dalam pembahasan ini. Latar adalah salah satu bagian dari struktur mikro ini dimana kedua film ini sama-sama ingin memperlihatkan praktif jurnalistik yang kompleks dalam hal pengumpulan data/buti, proses produksi konten serta mengemas konten khususnya pada jurnalistik invetigasi.
Sebagi penutup, setelah melakukan analisis serta pembahasan dapat dilihat bahwa citra jurnalis dalam kedua film ini cukuplah EPIC. Mkasudnya adalah dimana seringkali Jurnalis memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar sehingga keselamatan jiwa nya terancam, Kegigihan dalam menginvestigasi suatu kasus yang dianggap penting untuk diberitakan pada masyarakat, dan yang terakhir adalah berani untuk mengungkapkan segala jenis peristiwa sesuai dengan kode etik yang ada.
Keterlibatan pihak-pihak luar dalam menciptakan citra jurnalis yang sesuai dengan masyrakat juga perlu diperhatikan karena konglomerasi media saat ini masih menjadi hal yang harus dilakukan pengawasan secara mendalam untuk dapat memimilasir kredibilitas para jurnalis serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media tetap terjaga
DAFTAR PUSTAKA
Baran, StanleyJ & Davis Dennis, K. (2010). Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan. Salemba Humanika. Jakarta.
Kusumaningrat, Hikmat dkk. (2006). Jurnalistik Teori dan Praktik. Remaja Rosdakarya. Bandung
McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa. Salemba Humanika. Jakarta
Mosco, Vincent. (2009). The Political Economy of Communication. Sage. London
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H