Vaksin Pfizer merupakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan dari perusahaan bioteknologi asal Jerman yaitu BioNTech yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi Pfizer dari Amerika Serikat. Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahan dasar dari vaksin Pfizer adalah mRNA. Dilansir dari WHO, vaksin Pfizer memiliki tingkat efikasi yang sangat tinggi yaitu sebesar kurang lebih 95% untuk melawan berbagai varian virus yang ada sekarang. Dosis vaksin yang diberikan pada 2 dosis (0,3 mL per dosis) dalam rentang waktu 3-4 minggu. Dikutip dari Pemda DKI Jakarta, syarat-syarat untuk menerima vaksin Pfizer meliputi usia diatas 12 tahun, dapat disuntikkan untuk ibu hamil, dan bagi pengidap autoimun, komorbid berat, serta gangguan imunologi lainnya harus ada surat dari dokter. Vaksin Pfizer juga memiliki efek samping  yang hampir mirip-mirip dengan efek samping yang ditimbulkan oleh vaksin lainnya. Efek samping yang ditimbulkan tersebut menandakan bahwa vaksin sedang bekerja pada tubuh kita. Efek samping yang dapat ditimbulkan pasca vaksin Pfizer adalah mual, demam, sakit kepala, kelelahan, pembengkakan disekitar area penyuntikkan, dan lain-lainnya.
Vaksin Moderna merupakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan dari Moderna, Inc. dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dari Amerika Serikat. Sama seperti Pfizer, bahan dasar dari vaksin Moderna adalah mRNA. Dari hasil uji klinis yang pernah dilakukan, efikasi dari vaksin Moderna juga hampir sama dengan efikasi dari vaksin Pfizer yaitu kurang lebih 94%. Dosis vaksin yang diberikan pada 2 dosis (0,5 mL per dosis) dalam rentang waktu 28 hari. Seperti vaksin lainnya, vaksin Moderna memiliki syarat-syarat bagi penerimanya yaitu usia harus 18 tahun ke atas, pemberian vaksin diprioritaskan untuk penderita obesitas, diabetes, liver, HIV, autoimun, kanker, dan sebagainya. Efek samping yang dapat ditimbulkan pasca vaksin Moderna adalah nyeri, pembengkakan, sakit kepala, rasa lelah, demam, mual, mengigil dan lain-lainnya.
 Kesimpulannya adalah kedua vaksin tersebut sama-sama baiknya digunakan sebagai vaksin booster karena memiliki tingkat efikasi yang tinggi untuk melawan virus Covid-19. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kedua vaksin tersebut sangat baik untuk menjadi vaksin booster. Pemilihan vaksin juga didasari oleh penyakit yang dimiliki oleh setiap penerimanya agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya atau bahkan kematian. Namun, baru-baru ini sebuah penelitian dari Harvard  yang menunjukkan bahwa vaksin Moderna sedikit lebih efektif dibanding vaksin Pfizer dalam menghadapi gejala Covid-19, mengurangi pasien yang masuk ke ICU, bahkan kematian. Meski demikian, dikutip dari Harvard T.H. Chan, kedua vaksin tersebut sama-sama sangat efektif untuk melawan virus Covid-19 lho.
DAFTAR PUSTAKA
Nance KD, Meier JL. 2021. Modifications in an emergency: the role of n1-methylpseudouridine in covid-19 vaccines. American Chemical Society Journal. (7):748-756.
Baden et al. 2021. Efficacy and safety of the mrna-1273 sars-cov-2 vaccine. The New England Journal of Medicine. (384):403:416.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI