Mohon tunggu...
Michael Bryan Ardhitama
Michael Bryan Ardhitama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seminaris Medan Utama 110 Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan

KEKL 2024 Solisitan Serikat Yesus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quo Vadis Pendidikan Indonesia?

24 September 2024   09:35 Diperbarui: 24 September 2024   09:37 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia saat ini telah memasuki society 5.0 yang merupakan kondisi masyarakat yang berpusat pada manusia yang berbasis teknologi. Pada rentang waktu yang singkat teknologi telah perkembang secara signifikan dan berdampak pada setiap sendi kehidupan, termasuk pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, Indonesia pada tahun 2022 memperoleh skor Human Development Index (HDI) sebesar 0,713. Skor tersebut dapat dinilai mempunyai tingkat pembangunan manusia yang tinggi. Namun, skor tersebut  lebih rendah dengan rata-rata dunia global, yaitu sebesar 0,739. Ketimpangan pendidikan di Indonesia masih terjadi di berbagai wilayah. Persoalan utamanya adalah tentang jaminan kesejahteraan tenaga pengajar dan tingginya angka putus sekolah.

Perkembangan teknologi yang terjadi dapat membawa peluang dan tantangan tersendiri bagi pendidikan Indonesia. Banyak negara yang mampu menyikapi perkembangan teknologi dengan bijak sehingga membawa pembaharuan efektif pada bidang pendidikannya. Akan tetapi, banyak juga negara yang melihat perkembangan teknologi sebagai masalah baru pada pendidikan mereka. Indonesia sebagai negara berdaulat memiliki sistem pendidikan yang terus berkembang menyesuaikan dengan konteks zaman.


Pada Peraturan Mendikbud Nomor 12 Tahun 2024, pendidikan di Indonesia telah menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum yang berlaku untuk jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah. Kurikulum Merdeka memiliki karakteristik yang menekankan akan pengembangan soft skills dan karakter, pembelajaran yang berpusat pada materi esensial, serta pembelajaran yang fleksibel. Pemanfaatan teknologi dapat menjadi pilihan guru untuk melaksanakan pembelajaran diferensiasi di dalam kelas, seperti video pendidikan, pembelajaran audio, multimedia interaktif, virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). Akan tetapi, pada realitanya beberapa guru dan siswa belum bisa bijak dalam menggunakan teknologi sehingga cita-cita dari pendidikan Indonesia belum bisa tercapai.


Dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, peserta didik memiliki kesempatan untuk mengakses teknologi untuk menunjang pendidikan yang mandiri dan merdeka. Teknologi dapat digunakan dalam membuat presentasi, video animasi, dan ilustrasi yang menarik untuk memperjelas konsep yang sulit dipahami. Dibandingkan dengan cara yang konvensional, kemajuan teknologi dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas, rinci, dan cepat tentang materi pelajaran. Transfer materi yang diberikan tidak hanya berasal dari guru yang mengajar tetapi dapat dimaksimalkan dengan adanya kemudahan dari teknologi. Oleh karena itu, pembelajaran di kelas dapat menjadi forum diskusi yang mengasah karakter dan cara berpikir secara kritis.

Indeks literasi digital di Indonesia tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 0,05 poin dibanding tahun sebelumnya. Dari data tersebut, menunjukkan adanya kemajuan tetapi dengan interval yang pendek. Skor tersebut menjelaskan bahwa literasi digital masyarakat Indonesia berada pada kategori sedang. Pengukuran dilakukan menggunakan empat pilar, yaitu kecakapan digital (digital skills), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan budaya digital (digital culture). Dari empat pilar, terdapat tiga pilar yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yakni pilar digital skills (dari 3,44 menjadi 3,52), pilar digital ethics (3,53 menjadi 3,68), dan pilar digital safety (3,10 menjadi 3,12). Sementara itu pilar digital culture mengalami penurunan dari 3,90 menjadi 3,84.


Teknologi juga membawa dampak negatif bagi implementasi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang dapat disoroti adalah kecanduan digital, privasitas, keamanan data, kejahatan siber, dan merosotnya nilai-nilai moral bangsa. Grafik  meningkatnya  kasus  anak  kecanduan  teknologi  dipengaruhi oleh tingginya  penetrasi  internet  di  Indonesia, salah satunya untuk pendidikan.  Berdasarkan  Survei  Asosiasi  Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, sebanyak 143,26 juta orang atau 54,68% dari populasi Indonesia menggunakan internet. Hasil survei tersebut mengatakan bahwa penetrasi pengguna internet terbesar di usia  13-18  tahun, yaitu sebesar 75,50%.  Selain itu, diketahui juga bahwa gawai  menjadi perangkat  yang  paling  banyak  dipakai untuk mengakses internet (44,16%). Pada usia tersebut, bagian  otak,  yaitu  dorsolateral  prefrontal  cortex belum berfungsi dengan baik sehingga muncul sikap adiktif. Bagian tersebut berfungsi untuk  mencegah  seseorang  bersikap  impulsif  sehingga  seseorang  bisa  merencanakan dan   mengontrol   perilaku   dengan   baik.


Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga membuka ruang bagi pelaku kejahatan siber. E-Governance Academy Foundation telah menerbitkan National Cyber Security Index (NCSI) pada tahun 2023, di mana skor indeks keamanan siber Indonesia sebesar 63,64 dari skala 100 atau meningkat sebesar 24,68 poin dibandingkan skor pada tahun 2022 yang hanya sebesar 38,96 poin. Pada bidang pendidikan di Indonesia, kejahatan siber yang sering terjadi adalah phising, cyberbullying, plagiarisme, hoax, dan doxing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dimitrios Nikolaou dikatakan bahwa perundungan siber memiliki dampak yang kuat pada semua perilaku bunuh diri. Cyberbullying meningkatkan pikiran untuk bunuh diri sebesar 14,5 % dan upaya bunuh diri sebesar 8,7%. Bahkan jika fokusnya adalah pada tingkat bunuh diri yang fatal di seluruh negara, perundungan siber masih menyebabkan peningkatan signifikan dalam angka kematian akibat bunuh diri, dengan dampak ini lebih kuat pada pria daripada wanita.


Pemerintah harus menyikapi permasalahan yang terjadi dengan sikap yang selektif dan bijaksana. Isu yang dinamis ini perlu dihadapi dengan pertimbangan yang matang dan tidak terburu-buru. Pemerintah Indonesia menyiapkan berbagai upaya strategis untuk mendorong pemanfaatan serta perkembangan teknologi digital di Indonesia agar mendidik dan menguntungkan. Berdasarkan Siaran Pers No. 311/HM/KOMINFO/12/2018 terdapat tiga upaya yaitu melakukan literasi digital ke masyarakat agar tidak terjebak ketika memilah dan memilih informasi, melakukan pencegahan terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya, dan melakukan penindakan hukum yang bekerja sama dengan pihak kepolisian.


Masyarakat juga harus memiliki awareness dalam menyikapi perkembangan teknologi. Pada setiap pribadi harus bisa memilih dan memutuskan sejauh mana dalam menggunakan teknologi. Keberadaan teknologi merupakan sarana untuk mempermudah aktivitas manusia. Jangan sampai kita secara pribadi memiliki ketergantungan atau adiksi terhadap teknologi. Teknologi digunakan untuk kesejahteraan manusia, bukan manusia untuk teknologi. Setiap orang harus berani mengatakan cukup dalam menggunakan teknologi. Apabila hal ini belum terbangun maka instrumen yang disediakan oleh pemerintah akan sia-sia.
Sebagai pelajar, sikap ini harus disadari dan diimplementasikan dalam berformasi di dunia pendidikan dalam era digital. Pendidikan yang dilakukan digunakan untuk mengembangkan kehidupan ke arah yang lebih baik. Tujuan utama pendidikan tidak hanya nilai semata tetapi sejauh mana seseorang bisa menanggapi tantangan zaman yang terjadi.


Pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan pada problematika yang tidak mudah, terlebih pada era digital saat ini. Pendidikan Indonesia harus diarahkan dan bertujuan pada pembentukan karakter yang utuh. Karakter seperti ini akan mampu menyikapi dan menanggapi perkembangan teknologi sesuai konteks sehingga tidak menimbulkan kerugian. Tujuan ini harus diikuti oleh instrumen dari pemerintah maupun diri sendiri sehingga ada berkelanjutan pada sistem masyarakat yang ada. Apabila hal ini dapat berjalan maka perkembangan teknologi akan menjadi pondasi dan batu loncatan untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Sumber Pustaka:

https://undiknas.ac.id/2023/09/era-society-5-0-era-kedewasaan-teknologi-dan-kemanusiaan/

https://www.bps.go.id/id/publication/2023/05/16/ef80bec78ab91cb5b703b943/indeks-pembangunan-manusia-2022.html

https://www.smpn1bulukumba.sch.id/berita/detail/24/peraturan-mendikbudristek-no12-tahun-2024-tentang-kurikulum-paud-dan-jenjang-pendidikan-dasar-dan-menengah/#:~:text=Peraturan%20Mendikbud%20Nomor%2012%20Tahun,pendidikan%20dasar%2C%20hingga%20pendidikan%20menengah.

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka

https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/teknologi-dalam-transformasi-pembelajaran-kurikulum-merdeka

https://www.kominfo.go.id/content/detail/13547/kecanduan-gawai-ancam-anak-anak/0/sorotan_media

https://aptika.kominfo.go.id/2023/02/indeks-literasi-digital-indonesia-kembali-meningkat-tahun-2022/

https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0167629617300528

https://www.kominfo.go.id/content/detail/15567/siaran-pers-no-311hmkominfo122018-tentang-tiga-upaya-strategis-pemerintah-dorong-pemanfaatan-teknologi-digital/0/siaran_pers

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun