Mohon tunggu...
Michael Alexander Gunardi
Michael Alexander Gunardi Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Saya siswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Toleransi Melalui Keberagaman

25 November 2024   00:04 Diperbarui: 25 November 2024   00:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di tengah keragaman suku, ras, agama, dan budaya, keberagamaan menjadi simbol harapan untuk hidup berdampingan secara damai. Meskipun setiap individu memiliki keunikan masing-masing, kita sejatinya setara sebagai manusia. Sayangnya, perbedaan seringkali menjadi alasan untuk saling menjatuhkan, bukan menjalin persaudaraan. Berangkat dari kegelisahan ini, saya bersama rombongan SMA Kolese Kanisius (CC) mengikuti ekskursi ke Pondok Pesantren Al-Marjan. Dengan semangat yang tinggi, kami membawa satu harapan besar: menemukan makna toleransi yang sejati dan menyebarkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pertemuan yang Menghangatkan

Perjalanan dimulai di pagi yang cerah. Ketika tiba di Pondok Pesantren Al-Marjan pada tengah hari, kami disambut dengan keramahan yang luar biasa. Sambutan dari Kyai, santri, dan santriwati terasa begitu hangat. Di aula pesantren, kami dijamu dengan air minum, camilan, serta hiburan musik tradisional yang dimainkan para santri. Suasana itu membuat kami merasa seperti keluarga besar yang telah lama dinanti.

Selama tiga hari, dari 30 Oktober hingga 1 November, kami tinggal di pesantren dan menjalani berbagai kegiatan bersama para santri. Kehidupan mereka yang penuh disiplin, kebersamaan, dan nilai-nilai spiritual memberikan pelajaran berharga bagi kami. Salah satu momen paling berkesan adalah saat makan bersama. Para santri duduk melingkar, berbagi makanan dari satu piring besar. Aktivitas sederhana ini mengajarkan kami makna berbagi, rasa syukur, dan pentingnya mempererat hubungan antarindividu. Sebagaimana Kahlil Gibran berkata, "Kita hidup hanya untuk menemukan keindahan. Semua yang lain hanyalah bentuk penantian." Di momen sederhana itu, kami menemukan keindahan dalam kebersamaan.

Puasa dan Solidaritas

Salah satu pengalaman mendalam lainnya adalah mengikuti tradisi puasa mingguan yang dilaksanakan setiap hari Kamis. Meskipun tidak diwajibkan, kami memilih untuk turut serta merasakan pengalaman tersebut. Saat berbuka puasa, kesederhanaan yang ditampilkan para santri sungguh menyentuh hati. Kebersamaan saat menyantap makanan sederhana mengajarkan kami bahwa puasa bukan hanya soal menahan lapar, tetapi juga soal menumbuhkan solidaritas.

Puasa juga mengingatkan kami akan pentingnya kesabaran dan pengendalian diri. Hal ini selaras dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah kami, bahwa manusia yang kuat adalah mereka yang mampu mengendalikan diri dalam berbagai situasi. Di balik lapar yang dirasakan, kami menemukan kebahagiaan dalam berbagi kebersamaan.

Keheningan Malam dalam Ibadah

Pada malam Kamis, kami diberi kesempatan mengamati pelaksanaan shalat berjamaah. Meskipun kami tidak ikut serta, kami dengan penuh rasa hormat menjaga ketenangan agar mereka dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk. Duduk di sudut aula, kami menyaksikan gerakan mereka yang teratur dan mendengarkan lantunan doa yang menenangkan. Pengalaman ini mengingatkan kami pada kata-kata Rumi: "Cara kita berdoa mungkin berbeda, tapi Tuhan yang kita sembah tetap satu." Momen tersebut membuat kami memahami bahwa setiap agama memiliki jalan unik menuju kedamaian dan keharmonisan.

Keheningan malam itu tidak hanya memberikan kesan mendalam, tetapi juga mengajarkan kami untuk menghormati ruang spiritual orang lain. Kesadaran ini menumbuhkan rasa saling menghargai yang lebih besar, bahkan ketika kami berasal dari latar belakang yang berbeda.

Belajar dari Kehidupan Para Santri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun