Mohon tunggu...
Michael Adrian Iskandar
Michael Adrian Iskandar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi saya menulis artikel tentang Pangan, yaitu pangan fungsional, pengolahan dan pengemasan pangan, serta bahan baku pangan. Juga, saya memiliki minat di bidang menggambar dan olahraga tinju. Bisa dihubungi melalui email: michaeladrian31@gmail.com. terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pemberian Batasan Berat Badan Atlet dalam Olahraga Tinju

30 Juli 2023   22:19 Diperbarui: 31 Juli 2023   23:10 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Cao Vi Ton: https://www.pexels.com/photo/two-men-fighting-in-a-ring-17279416/ 

Latar belakang


Olahraga combat sports termasuk tinju, kickboxing, muaythai melibatkan dua petarung dengan bobot kategori yang sama.

Sesungguhnya tinju ditemukan oleh masyarakat mesir dan diresmikan di ajang kompetisi di tahun 688 SM (Sebelum Masehi). Di eranya, pertandingan tinju tidak memiliki batasan, yaitu dari segi peraturan, bobot badan juga ronde. (Sportlegacy, 2023)

Menang/tidaknya pertandingan ini didasarkan pada petinju yang mengaku kalah serta dengan kondisi yang tidak bisa dilanjutkan.

Oleh karena banyaknya petarung yang gugur dalam olahraga tinju sehingga pada tahun 1867, sebuah batasan diusulkan oleh John Chambers, seorang jurnalis dari British dan  disahkan secara resmi dalam  marquees of quensberry, yaitu semacam peraturan yang berlaku di era tinju modern  saat itu  untuk menambahkan batasan, berupa bobot berat petinju di pertandngan tinju amatir. 

Dahulu, terdapat tiga kategori saja, yaitu heavyweight, middle weight dan lightweight. 

Saat ini telah terdapat 20 jenis kategori berat, mulai Strawweight hingga Heavyweight termasuk dengan bridgerweight  sebagai penghubung antara cruiserweight dengan berat 90 hingga 101 kg, dan heavyweight dengan berat diatas 101 kg, yang secara resmi diperkenalkan oleh World Boxing Council di tahun 2020. 

Mengapa saat ini diberlakukan batasan atau disebut juga kelas, kategori, atau divisi dalam pertandingan tinju?

Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan alasan pemberian batasan berat badan pada olahraga tinju

Pembahasan

Photo by Dany Lovehill: https://www.pexels.com/photo/boxers-fighting-inside-the-ring-10341872/ 
Photo by Dany Lovehill: https://www.pexels.com/photo/boxers-fighting-inside-the-ring-10341872/ 

Hingga saat ini, terdapat dua alasan mengapa pertandingan antar kelas tidak diizinkan, yaitu: 

Pertama, dalam setiap divisi, atlet memiliki kecenderungan strategi yang berbeda.

 Kedua,mengurangi resiko cedera dan petinju yang gugur. Berikut penjelasannya:

1. Strategi

Dilansir dari Sportseditorchoice.com tahun 2023, dikatakan bahwa sebagian besar petinju kelas berat cenderung befokus menggunakan power dan strength yang dimiliki oleh kedua atlet. Berbeda dengan kelas ringan yang lebih mengandalkan taktik, strategi, kelincahan dan kecepatan gerak dalam memenangkan pertandingan. 

Oleh karenanya, petinju kelas berat sering memenangkan pertandingan secara KnockOut (KO) dengan rivalnya di atas ring.

2. Perbedaan Pukulan dan Akumulasi Asam Laktat

Berat badan merupakan hal yang berpengaruh pada Indeks Massa Tubuh  (IMT) dan Basal Metabolic Rate (BMR). Bagi atlet tinju, berat badan merupakan hal yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi pukulan dan kandungan laktat atlet. (Vladimirovich, 2019) . 

a. Pukulan

Photo by Annushka  Ahuja: https://www.pexels.com/photo/athlete-hitting-heavy-bag-while-practicing-box-7991683/ 
Photo by Annushka  Ahuja: https://www.pexels.com/photo/athlete-hitting-heavy-bag-while-practicing-box-7991683/ 

Kelas berat memiliki pukulan yang jauh lebih kuat, dan memiliki momentum yang lebih besar. 

Momentum ialah besaran yang dipengaruhi oleh massa dan kecepatan benda tersebut.

 Momentum yang tercipta saat petinju mulai melemparkan pukulan, dapat menimbulkan guncangan pada bagian sasaran yang dituju, yaitu badan dan kepala (Febriani, 2022).

 Momentum pukulan tersebut dapat berpengaruh kepada kemampuan pukulan dalam membuat lawan tidak mampu bertarung kembali setelah hitungan.

Dalam European Journal of Research and Reflection in Educational Sciences, tahun 2019 terbukti bahwa petinju kelas berat memiliki absolute power/ kekuatan absolut  dan impact force yang lebih tinggi, akan memiliki pukulan yang lebih kuat. Selain itu, memiliki gaya pukul yang lebih besar  (Beattie dkk, 2022) daripada petinju kelas ringan dan memiliki perbedaan yang siginifikan.

Gaya pukul yang tinggi dapat memberikan pukulan yang semakin kencang. (Boxingscience, 2023)

 Sehingga, petinju dengan bobot  dibawahnya berpotensi menerima resiko cedera yang lebih besar.

Sesungguhnya, besar/tidaknya pukulan tersebut juga dipengaruhi oleh kecepatan dan teknik yang ada, yaitu seberapa lancar petinju bisa mentransfer berat ini dari bawah bagian tubuh hingga bagian atas tubuh (lengan hingga kepalan tangan)

b. Kandungan laktat

Photo by Cyril Caiazzo: https://www.pexels.com/photo/yellow-image-of-cosmetic-lactic-acid-in-a-bottle-7353843/ 
Photo by Cyril Caiazzo: https://www.pexels.com/photo/yellow-image-of-cosmetic-lactic-acid-in-a-bottle-7353843/ 

Asam laktat diproduksi ketika kebutuhan oksigen dalam darah tidak cukup sehingga tubuh menggunakan cadangan karbohidrat dan memecahnya menjadi energi. Produksi asam tersebut di pengaruhi oleh intensitas latihan yang tinggi sehingga tubuh memasuki kondisi anaerob terutama di olahraga tinju.

Pengukuran laktat biasanya digunakan untuk olahraga/ latihan dengan intensitas tinggi, namun pengukuran VO 2 max digunakan untuk olahraga berintensitas rendah namun, berdurasi panjang. 

Khanna & Manna (2006) menegaskan bahwa olahraga tinju hanya menggunakan 20%-30% aerob dan 70%-80% anaerob. Sehingga berpotensi menghasilkan kandungan laktat setelah bertanding, latih tanding, dan latihan dengan intensitas tinggi. 

Sebuah studi dari Journal of Sport Science and Medicine tahun 2006 meneliti msaing-masing sebanyak tujuh orang atlet di kelas ringan, menengah, menengah - berat.

Didapatkan bahwa kelas sedang-berat memiliki kandungan laktat di dalam darah tertinggi, yaitu 6,6 hingga 9,7 mM·L-1  sedangkan kelas ringan memiliki kandungan laktat di dalam darah terendah, yaitu 4,6-6,5 mM·L-1  selama latihan. Selain itu, kandungan laktat setelah bertanding juga lebih besar didapatkan oleh kelas sedang-berat daripada kelas ringan. 

Terdapat ketentuan terkait batas kandungan laktat dalam darah, yaitu sekitar 50-60% dari VO2 max untuk individu yang tidak terlatih dan 70-80% dari VO2 max individu terlatih (Willpowerstrength, 2023). Bila melebihi dari batas, akan menyebabkan kelelahan pada atlet.

VO2 max merupakan jumlah maksimal oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh sel di dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Secara umum, semakin tinggi VO2 max maka atlet akan semakin tinggi daya tahan dan bugar. Namun, hal ini berlaku sebagian besar kepada atlet yang memiliki olahraga dengan intensitas rendah, durasi tinggi atau latihan dengan intensitas rendah.

VO2 max atlet kelas menengah-berat memiliki nilai lebih kecil dibandingkan dengan atlet kelas ringan, sehingga batasan laktat / threshold, yang dimiliki atlet kelas menengah-berat juga lebih kecil.  

Kandungan laktat yang dihasilkan oleh atlet kelas berat selama latihan lebih banyak, sehingga berpotensi mencapai ambang batas laktat lebih cepat sehingga diduga atlet tinju kelas berat lebih cepat lelah selama latihan dan bertanding karena banyaknya laktat yang terkumpul di darah. 

 Namun, kelelahan tersebut dapat diminimalkan dengan menggunakan beberapa jenis latihan tertentu (Khanna & Manna, 2006).


Kesimpulan

Semenjak tahun 1860, pemberian batasan dalam pertandingan tinju dalam segi berat mulai diberlakukan. Sesungguhnya, terdapat dua alasan, yaitu mengurangi cedera bagi peinju dengan kelas yang lebih ringan dan petinju yang gugur, serta berbagai  divisi memiliki kecenderungan perbedaan strategi. 

Petinju kelas berat memiliki pukulan yang  kuat, terbukti dengan gaya pukul yang lebih besar dibandingkan kelas menengah. Akan tetapi, kelas berat cenderung memiliki kandungan laktat yang lebih tinggi dan batas laktat yang rendah. Sehingga, diduga petinju kelas berat lebih cepat lelah dibandingkan kelas ringan ketika bertanding dan latihan.  

 Petinju kelas ringan cenderung menggunakan kelincahan dan strategi. Berbeda dengan petinju kelas ringan, petinju kelas berat cenderung menggunakan power dan strength.

Saran

Bagi petinju yang ingin menantang petinju dari divisi lainnya, Ia perlu menaikkan atau menurunkan berat badannya sehingga memiliki kemampuan yang sama. 

Limitasi

Jujur, saya mencari jurnal-jurnal tersebut berhubungan dengan atlet, terdapat banyak variasi data mulai dari VO2max yang didapat, impact force karena metode pengukuran VO2max yang berbeda, intensitas latihan bagi petinju, serta diduga perbedaan pengalaman tanding atlet.

 Selain itu, di jurnal-jurnal yang saya temui,  memiliki limitasi dalam penelitiannya, sehingga diperlukan lebih banyak data untuk membahas hal ini. 

Kalau menurutmu, bagaimana? Apakah adil bila petinju bertarung antar kelas? 

 Semoga bermanfaat.

Oleh: Michael Adrian Iskandar, M.T.P. 

daftar pustaka

Atmoko, E.Y.T. (2021). Tinju dan Sejarah-sejarah Organisasinya. https://www.kompas.com/sports/read/2021/04/27/15400008/tinju--sejarah-dan-organisasi-organisasinya?page=all. Diakes tanggal 30 Juli 2023. Pukul 8:46. 

Badraningsih, L. (2023). Gizi Olahraga. https://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/gizi-olahragabadraningsih-lunyptboga.pdf

Barley, O. R., Chapman, D. W., Guppy, S. N., & Abbiss, C. R. (2019). Considerations when assessing endurance in combat sport athletes. Frontiers in physiology, 10, 205.

Beattie, K., & Ruddock, A. D. (2022). The role of strength on punch impact force in boxing. Journal of Strength and Conditioning Research, 36(10), 2957-2969.

Britanica. (2023). John Graham Chambers. https://www.britannica.com/biography/John-Graham-Chambers

Efendi, D. K., & Rubiono, G. (2018, November). Analisis Instrumen Pengukuran Kekuatan Pukulan Berbasis Peredam Kejut (Shock Breaker). In Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga (SENALOG) (Vol. 1, No. 1, pp. 30-34).

Irawan, J. Mengenal VO2 Max dan Cara Efektif Meningkatkannya . https://www.sacindonesia.com/r/953/mengenal-vo2-max-dan-cara-efektif-meningkatkannya

KBBI. (2023). Momentum. https://kbbi.web.id/momentum

Khanna, G. L., & Manna, I. (2006). Study of physiological profile of Indian boxers. Journal of sports science & medicine, 5(CSSI), 90.

Kelliher, S. (2023). Lightweight vs. Heavyweight Punch Power. https://www.livestrong.com/article/1003413-lightweight-vs-heavyweight-punch-power/. Diakses tanggal 30 Juli 2023. Pukul 9:33.

Febriani, D.H. (2022). 4 Alasan Mengapa Petinju Menggunakan Sarung Tinju. https://sports.sindonews.com/read/736013/50/4-alasan-mengapa-petinju-menggunakan-sarung-tinju-1649304292

Garmin. (2022). What’s a Good VO2 Max for Me? Your Aerobic Fitness Explained.

Ghosh, A. K. (2010). Heart rate, oxygen consumption and blood lactate responses during specific training in amateur boxing. International Journal of Applied Sports Sciences, 22(1), 1-12.

Guidetti, L., Musulin, A., & Baldari, C. (2002). Physiological factors in middleweight boxing performance. Journal of sports medicine and physical fitness, 42(3), 309-314.

Turnley, J. (2023). VO2max: HOW CAN AN ENDURANCE ATHLETE USE IT TO OBTAIN PEAK PERFORMANCE?. https://www.henryortho.com/pdf/VO2max.pdf 

Peters, A. (2023). https://theboxxmethod.com/what-is-a-haymaker-punch-in-boxing-easily-explained/. What Is A Haymaker Punch In Boxing? Easily Explained. Diakses tanggal 30 Juli 2023. Pukul 18:51.

Rondeaktual. (2020). WBC Resmi Rilis Peringkat Kelas yang Baru; Bridgerweight. https://rondeaktual.com/liputan-tinju/dunia/10794/wbc-resmi-rilis-peringkat-kelas-yang-baru-bridgerweight/

Susanto. (2023). Mengenal Bridgerweight Kelas Baru Tinju yang Kontroversial. https://sports.sindonews.com/read/1135315/50/mengenal-bridgerweight-kelas-baru-tinju-yang-kontroversial-1687500406

Soedjatmiko. Teknik Pukulan Straight dalam Tinju (Analisis Prinsip-Prinsip Biomekanika).  http://lib.unnes.ac.id/34736/6/TEKNIK_PUKULAN_STRAIGHT_DALAM_TINJU.pdf

Sportlegacy. (2023). History of Boxing - Origin and Evolution. http://www.sportlegacy.net/boxing/history-of-boxing/#:~:text=The%20civilization%20of%20ancient%20Greece,Olympiad%20competition%20in%20688%20BC.

Sportseditorchoice. (2023). What is the difference between lightweight and heavyweight in boxing?. https://differencedigest.com/lifestyleliving/sports/what-is-the-difference-between-lightweight-and-heavyweight-in-boxing/

Sukino, B. (2014). Studi Tentang Perkembangan Prestasi Atlit Tinju Mas Karebet Boxing Camp Kabupaten Sragen Tahun 2006-2011. Skripsi. UNS.

Theboxingclinic. (2023). The boxing weighs.  http://www.theboxingclinic.com/img/BoxingWeights.pdf

Vladimirovich, S. Y. (2019). WEIGHT-HEIGHT INDICATORS OF HEAVYWEIGHT BOXERS AS THE MOST IMPORTANT COMPONENT OF PLANNING AND IMPLEMENTATION OF THE TRAINING PROCESS. European Journal of Research and Reflection in Educational Sciences Vol, 7(10).

Willpowerstrength. (2023). VO2 Max vs Lactate Threshold: The Difference, How To Test Them and Why It Matters For Athletes. https://willpowerstrength.com/blog/vo2-max-vs-lactate-threshold-the-difference-how-to-test-them-and-why-it-matters-for-athletes/

Yuniati, L. & Murniati, S. (2023). Impuls & Momentum. http://repository.upm.ac.id/332/1/momentum.pdf. Diakses tanggal 30 Juli 2023. Pukul 9:51.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun