Perlu diakui, kasus ini sesungguhnya justru akan semakin merusak citra Hillary di hadapan masyarakat. Tidak heran bila kampanye Bernie or Bust semakin merajalela. Tidak heran bila Donald Trump semakin menggila dan mendapat banyak pendukung baru. Tidak heran bila berbagai hasil polling menunjukkan ketertinggalan Clinton terhadap Trump dengan selisih angka yang semakin tinggi. Belum tuntas kasus email pribadinya, belum tuntas kasus Benghazi, kasus baru ini semakin mengikis peluang Hillary mengalahkan Trump pada November nanti.
Apakah orang Indonesia sampai sekarang masih menganggap Hillary Clinton akan menjadi presiden AS yang jauh lebih baik dibandingkan Donald Trump? Belum sadarkah kita bahwa siapapun presiden AS berikutnya, ia mungkin akan menjadi penguasa paling berbahaya sedunia. Nah, bagaimana menurut Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H