Mohon tunggu...
Michael Hananta
Michael Hananta Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Benarkah Nominasi Hillary Clinton Hasil Kecurangan?

26 Juli 2016   17:04 Diperbarui: 27 Juli 2016   11:36 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debbie Wasserman Schultz. Sumber: floridapolitics.com

Debbie Wasserman Schultz berkampanye untuk Hillary Clinton. Bersekongkol? Sumber: www.al.com
Debbie Wasserman Schultz berkampanye untuk Hillary Clinton. Bersekongkol? Sumber: www.al.com
Kasus ini menimbulkan pertanyaan: benarkah selama ini kemenangan demi kemenangan yang diraih Hillary adalah hasil kecurangan? Benarkah nominasi Hillary sudah direncanakan sejak awal tahun 2015 oleh Debbie Schultz dan staf-stafnya? Apakah kasus ini semakin menunjukkan bukti bahwa sistem pemilihan benar-benar sudah disabotase dan Bernie Sanders sang pejuang rakyat menjadi korban dari persekongkolan ini? Dan yang lebih menghebohkan: benarkah Hillary Clinton hanyalah seorang penggila kekuasaan yang berkerudung di bawah statusnya sebagai "calon presiden wanita AS pertama dalam sejarah"?

Perlu diakui, kasus ini sesungguhnya justru akan semakin merusak citra Hillary di hadapan masyarakat. Tidak heran bila kampanye Bernie or Bust semakin merajalela. Tidak heran bila Donald Trump semakin menggila dan mendapat banyak pendukung baru. Tidak heran bila berbagai hasil polling menunjukkan ketertinggalan Clinton terhadap Trump dengan selisih angka yang semakin tinggi. Belum tuntas kasus email pribadinya, belum tuntas kasus Benghazi, kasus baru ini semakin mengikis peluang Hillary mengalahkan Trump pada November nanti.

Apakah orang Indonesia sampai sekarang masih menganggap Hillary Clinton akan menjadi presiden AS yang jauh lebih baik dibandingkan Donald Trump? Belum sadarkah kita bahwa siapapun presiden AS berikutnya, ia mungkin akan menjadi penguasa paling berbahaya sedunia. Nah, bagaimana menurut Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun