Pada 27 Juni 2016 lalu, menjelang kekalahan memalukan Inggris atas Islandia di fase gugur pertama Euro 2016, Roy Hodgson akhirnya mundur dari tampuk kepelatihan The Three Lions setelah empat tahun menangani timnas Inggris. Mengevaluasi tenur Hodgson bersama Inggris gampang-gampang susah. Ada hasil yang begitu positif, namun perolehan-perolehan negatif Hodgson bersama Inggris juga tidak kalah menyeramkan.
Kejayaan Inggris bersama Hodgson terlihat sejak awal Hodgson ditunjuk oleh FA menjadi pelatih Inggris pada 2012 silam. Meskipun Hodgson belum-belum sudah menuai kontroversi dengan tidak mengikutsertakan Rio Ferdinand di skuadnya saat itu, prestasi Inggris cukup terbilang apik. Inggris di bawah Hodgson berhasil keluar menjadi juara grup D pada Euro 2012. Meskipun tersingkir pada babak perempat final melawan Italia lewat adu penalti, setelah pertandingan berakhir dengan skor kacamata, pasukan Hodgson dipuji karena sangat terorganisasi dan sulit untuk dikalahkan. Bahkan beberapa bulan kemudian Inggris menduduki posisi ketiga FIFA World Ranking, posisi tertinggi yang diraih timnas Inggris sejak tahun 1992.
Hodgson terus bekerja untuk mempersiapkan Inggris dalam menghadapi FIFA World Cup di Brazil. Berbagai kemenangan berhasil diraih. Bahkan kekalahan pertama Inggris besutan Hodgson baru terjadi pada November 2012 melawan Swedia, akibat kecemerlangan Zlatan Ibrahimovic. Inggris mampu melewati qualifier zona Eropa FIFA World Cup 2014 tanpa kekalahan satupun.
Kemunduran Hodgson dimulai ketika Inggris menjalani FIFA World Cup itu sendiri. Inggris harus puas menjadi juru kunci grup D tanpa satu kemenangan pun. Setelah World Cup Inggris tercatat meraih kemenangan tipis 1-0 atas Norwegia hanya dengan membukukan dua shots on target. Performa Inggris pun dikritik habis-habisan oleh legenda Newcastle, Alan Shearer. Meskipun berhasil melewati qualifier Euro 2016 dengan 100 persen kemenangan dan lolos ke fase gugur Euro 2016, Inggris pun dipermalukan oleh Islandia 1-2 di babak 16 besar. Hodgson pun memutuskan mundur dari timnas Inggris.
Wenger memang bukan pelatih berkebangsaan Inggris, namun Wenger dipercaya memenuhi syarat-syarat FA untuk menjadi manajer permanen The Three Lions, dan menjadi salah satu front-runner kandidat yang terkuat. Meskipun banyak dikritik pedas atas kegagalannya memenangkan Premier League sejak 2004 silam, Wenger diyakini mampu menjalankan tugas ini karena karirnya yang panjang dan sukses di Inggris sebagai pelatih Arsenal sejak 1996 dan kemampuannya melahirkan bintang-bintang muda seperti Theo Walcott serta menghasilkan permainan sepak bola yang begitu atraktif.
Tampaknya tawaran ini cukup sulit, baik bagi Wenger maupun bagi FA sendiri. Tentu merupakan sebuah kehormatan untuk menjadi pelatih The Three Lions, namun Wenger akan menjumpai berbagai konsekuensi yang cukup sulit untuk dihadapi. Pertama, bila Wenger menerima tawaran ini, maka ia sudah dipastikan akan mengalami penurunan gaji yang cukup drastis. Dalam kontraknya saat ini bersama Arsenal, Wenger dibayar sekitar 8 juta pound per tahun, sementara Hodgson, pada Euro 2016 ini, merupakan pelatih dengan gaji terbesar dengan nilai hanya 3,5 juta pound.
Kedua, kontrak Wenger di Arsenal masih tersisa satu tahun, dan itu berarti kalaupun Wenger menerima tawaran FA, hampir dapat dipastikan Wenger akan memilih untuk menyelesaikan kontraknya terlebih dahulu bersama Arsenal. Wenger diberitakan sudah kembali ke Inggris untuk melatih timnya, Arsenal, dalam menghadapi pre-season di Amerika Serikat, yang dijadwalkan akan dimulai pada 28 Juli mendatang. Itu artinya sudah pasti Wenger akan tetap melatih Arsenal pada campaign 2016-2017 mendatang. Oleh sebab itu, FA harus berjuang keras mencari pelatih interim selama 12 bulan ke depan. Selama ini yang digadang-gadang mengisi sementara posisi kepelatihan timnas Inggris adalah pelatih England U-21 Gareth Southgate, namun nama-nama lain seperti legenda Spurs dan Chelsea, Glenn Hoddle juga masih dipertimbangkan.
Ketiga, seandainya Wenger menolak tawaran ini, maka FA akan kebakaran jenggot mencari pelatih yang berkualitas. Tampaknya kecil kemungkinan FA akan menemukan pelatih berkebangsaan Inggris yang mumpuni, karena memang tidak ada kandidat yang demikian. Nama-nama pelatih non-British pun tampaknya akan menjadi alternatif kuat, seperti eks pelatih PSG Laurent Blanc, pelatih West Ham Slaven Bilic, dan bahkan Guus Hiddink juga dikabarkan tertarik mengemban pekerjaan ini.
Inggris memang punya riwayat memiliki pelatih non-British, sebut saja Sven-Göran Eriksson dan Fabio Capello. Prestasi Inggris di bawah kepelatihan keduanya pun tidak buruk-buruk juga. Wenger pun tidak diragukan mampu menghadirkan magic-nya bersama Inggris. Namun kalau melihat Wenger melatih Inggris, memang rasanya ada yang aneh, bahkan menggelikan. Arsène Wenger menjadi pelatih The Three Lions? Yang benar saja!