Seminggu ini pers Amerika Serikat sibuk meliput sebuah acara akbar politik empat tahunan yang, sesungguhnya, begitu menghebohkan, entah diartikan secara positif maupun negatif. Konvensi Nasional Partai Republican yang berlangsung pada 18-21 Juli 2016 kemarin diliput secara live oleh hampir seluruh stasiun televisi di Amerika Serikat.
Nama "Trump", meskipun hampir tidak pernah terdengar pada ajang RNC sebelumnya, kali ini menjadi nama yang paling sering diperbincangkan dalam RNC. Donald Trump, sang pebisnis dan milyarder yang tidak pernah jauh dari kontroversi, secara mengejutkan berhasil mengalahkan seluruh kandidat presiden dari Partai Republican yang dalam tanda kutip merupakan pejabat-pejabat elite dalam jajaran pemerintahan AS.
Dan melalui RNC inilah, segenap bagian dari Partai Republican, entah dengan penuh willingness atau tidak, bersatu mendukung Trump sebagai nominee Partai Republican untuk merebut kembali takhta White House dari seorang Democrat.
RNC tahun ini tidak bisa dikatakan berjalan sepenuhnya lancar. Sejak hari pertama RNC di Ohio ini tidak berjalan dengan awal yang bagus. Sebagian pendukung Republican anti-Trump tidak takut untuk menyuarakan penolakan mereka terhadap nominee partai mereka. Demonstrasi di sekitar Ohio maupun berbagai upaya heckling dalam berbagai pidato di dalam Quicken Loans Arena terus berjalan. Rupanya sampai momen RNC tiba pun, Republican masih dapat dikatakan belum bersatu sama sekali.
Kasus plagiarisme juga menimpa Melania Trump dalam pidatonya pada hari pertama RNC. Mungkin inilah satu-satunya momen RNC yang menjadi headline di media-media Indonesia. Melania yang berusaha untuk "mengembalikan nama baik" suaminya di hadapan publik AS justru malah dituduh menjiplak pidato Michelle Obama pada Democratic National Convention 8 tahun silam, ketika Michelle berpidato untuk mendukung suaminya, Barack Obama.
Meskipun awalnya pihak Trump menyatakan tidak ada niat plagiarisme sama sekali, namun akhirnya diberitakan bahwa Meredith McIver sebagai penulis pidato tersebut bertanggung jawab terhadap pidato yang disampaikan Melania, dan mengajukan pengunduran diri (yang akhirnya ditolak oleh Trump sendiri). Sebenarnya memang aneh, karena padahal Melania sendiri pada pagi hari setelah pidatonya mengatakan kepada NBC bahwa ia menulis pidatonya sendiri. Lho, jadi Trump memang plagiat atau tidak? Atau McIver dijadikan kambing hitam? Tidak ada yang tahu.
Cruz hanya mengatakan "vote your conscience, vote for candidates up and down the ticket who you trust to defend our freedom and to be faithful to the Constitution." Keesokan harinya, Cruz menegaskan bahwa ia "tidak mendukung kandidat yang menghina istrinya dan ayahnya." Sebagai catatan, Trump memang pernah mempercayai teori konspirasi yang menyatakan bahwa Rafael Cruz, ayah Ted Cruz, menjadi teman Lee Harvey Oswald dan bekerjasama ketika Oswald membunuh Presiden John F. Kennedy.
Sebagian pendukung Republican pun memahami bahwa Cruz telah menunjukkan alasan yang logis mengapa ia tidak mendukung Trump. Tetapi sebagian besar sisanya justru menyudutkan Cruz dan menganggapnya terlalu egois dan melupakan janjinya untuk mendukung nominee Partai Republican, siapapun dia.
Republican berhasil mengkritik habis-habisan Obamacare, pandangan pro-choice mengenai aborsi, dan bahkan Hillary Clinton. Sekian banyak tokoh yang berpidato dalam RNC kemarin, termasuk Mike Pence yang dipilih Trump sebagai running mate-nya, tidak takut untuk mencecar Hillary Clinton. Bahkan tercatat hadir pula dua orang pejabat veteran Benghazi dan Pat Smith, ibu dari korban serangan Benghazi Sean Smith, untuk menjadi pembicara pada hari pertama RNC kemarin.