Mohon tunggu...
Michael SeptianSimanjuntak
Michael SeptianSimanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Saya Adalah Saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Gitu Aja Kok Repot", Sebuah Kalimat yang Identik dengan Presiden Republik Indonesia Ke-4 Bapak Pluralisme Indonesia Abdurrahman Wahid

15 Januari 2024   13:21 Diperbarui: 15 Januari 2024   13:21 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditulis: Michael Septian Simanjuntak

Masih ingatkah dengan bapak pluralisme indonesia? Ya dia adalah K.H. Abdurrahman Wahid atau yang sering kita kenal dengan sebutan (Gus Dur), Beliau adalah presiden ke-4 yang menjabat pada tahun 1999-2001, Beliau lahir pada 7 September 1940 di Jombang, Gus Dur lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dI komunitas muslim Jawa Timur, mengapa begitu? 

Itu karena Kakek dari Ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, Seorang pendiri Nahdatul Ulama (NU), sementara Kakek dari Ibunya adalah pengajar Pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada Perempuan, yaitu K.H. Bisri Syansuri, sedangkan Ayahnya pernah menjadi Menteri Agama pada tahun 1949. Sehingga Gus Dur sangat kental dengan pendidikan Agama.

Ia menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri yaitu Alisa,Yenny,Anita dan Inayah. Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto lengser keprabon akibat desakan arus reformasi yang kuat, mulai yang mengalir dari diskusi terbatas, unjuk rasa, unjuk keprihatinan sampai Istighosah dan lain sebagainya. Peristiwa ini menandai lahirnya era baru di Indonesia, yang disebut era reformasi. 

Beberapa hari setelah itu Gus Dur berdiri menjadi Sang inisiator partai politik bagi warga NU yang kita kenal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). PKB resmi berdiri pada 23 Juli 1998, selama menjadi Pemimpin PKB, Ia dapat dikatakan berhasil dalam memimpin partai politiknya, itu terbukti dari banyaknya respon positif yang diberikan oleh Masyarakat Indonesia, dan akhirnya pada pemilu tahun 1999 Gus Dur terpilih menjadi Presiden keempat Presiden Republik Indonesia. Selama menjadi orang nomor satu di Republik Indonesia Gus  Dur banyak menciptakan kebijakan-kebijakan yang kontroversial ,diantaranya:

  • Baru sebulan menjabat sebagai presiden, Gus Dur langsung membubarkan Departemen Sosial dan Departemen Penerangan,hal tersebut dilakukan karena dianggap menjadi sarangnya para koruptor.
  • Izin Pengibaran Bendera Bintang Kejora, Gus Dur mengizinkan warga Papua mengibarkan bendera kejora, saat bagi banyaknya orang terutama ABRI dan Polisi menyebut bendera tersebut sebagai simbol sparatis.
  • Penghapusan TAP MPR tentang  PKI. Usulan Gus Dur tersebut sempat menjadi polemik publik,yaitu pencabutan  TAP MPRS Nomor XXV Tahun 1996, tentang pelarangan PKI dan penyebaran ajaran Komunis. Namun hal tersebuut ditolak oleh seluruh Fraksi MPR
  • Memecat dua Menteri, Pada April tahun 2000 Gus Dur memecat Menteri Negara Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla serta Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi, alasannya karena keduanya dianggap terlibat dalam kasus korupsi,meskipun Gus Dur tidak pernah memberikan bukti yang kuat.
  • Membekukan Parlemen, kebijakan ini menjadi kebijakan paling kontroversi. Gus Dur mengeluarkan Dekrit yang salah satunya berisi pembubaran DPR/MPR. Namun Dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan.

Tetapi dibalik kebijakan kontroversialnya, Gus Dur merupakan Presiden dengan pembawaannya yang dikenal santai dan humoris, yuk kita bahas kenapa Gus Dur disebut sebagai Presiden yang humoris dan merangkul perbedaan dan keberagaman. 

Dalam kepemimpinannya berperan penting dalam kebebasan merayakan tahun baru Imlek oleh warga Tionghoa di Indonesia. Atas jasanya menghapuskan diskriminasi, Gus Dur dinobatkan sebagai Bapak Tionghoa Indonesia, Tokoh Plural ini yang mencabut larangan bagi warga Tionghoa merayakan imlek lewat keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 tahun 2006. Keppres yang dibuat Gus Dur tersebut mematahkan intruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 tahun 1967 yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto tentang agama,kepercayaan dan Adat Istiadat China.

Atas kebijakan itu banyak warga Tionghoa yang merasa sangat senang dan gembira, tak hanya itu gus dur juga menyebarkan banyak ajaran perdamaian mengenai Perbedaan,Ras,Suku dan Agama. Hal tersebut sudah mencerminkan ideologi berbangsa dan bernegara yang menganut Bhineka Tunggal Ika, maka dari itu Gus Dur sering disebut sebagai Tokoh Pluralisme, selain itu Gus Dur juga menjadi Presiden yang jujur dan apa adanya, ada pernyataannya yang dianggap sangat kontroversi, yaitu Gus Dur pernah mengatakan bahwa DPR seperti taman kanak-kanak, sidniran tersebut terbilang sangat berani dan beresiko, walau begitu, banyak yang setuju dan sependapat dengan pernyataan Gus Dur tersebut. Tak hanya itu Gus Dur juga seringkali disebut sebagai presiden yang paling humoris,kejenakaannya bahkan sangat melegenda dan masih bisa dinikmati pada jejak digital di media sosial.

"Dengan lelucon,kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat" begitulah katanya.

Dari pernyataan itulah Gus Dur dikenal sebagai Presiden yang senang bercanda. Banyak kejenakaan Gus Dur yang masih bisa kita nikmati hingga saat ini yaitu pada saat Gus Dur ada dalam program Kick Andy pada 2008 di Metro TV.

"Gitu aja kok repot..." sepintas kalimat tersebut kedengarannya seperti kalimat simple tapi sesungguhnya kalimat tersebut  bermakna dalam dan stoic, dari kalimat itu kita diminta untuk tenang dan santai dalam menghadapi setiap masalah. Hingga pada akhirnya ia dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatan Presiden pada 23 Juli 2001. Dan wafat pada 30 Desember 2009.

Hingga sampai pada saat ini sosok Gus Dur masih sangat dikenang dan akan selalu dikenang atas kejenakaan dan sifat Pluralismenya yang selalu dirindukan banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun