Televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa sebagaimana diuraikan, yakni : berlangsung satu arah, komunikasi katornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen (Effendy, 1993).Â
Jadi, dapat diartikan bahwa televisi adalah media massa yang digunakan untuk penyebaran informasi dan sebagai sarana hiburan dengan menggunakan media visual dan audiovisual.Â
Sejarah Televisi di Indonesia dimulai pada 24 Agustus 1962, ketika stasiun televisi milik pemerintah Televisi Republik Indonesia (TVRI) mengudara. Siaran pertama stasiun televisi ini adalah tayangan upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.Â
Pada awalnya stasiun televisi TVRI hanya digunakan untuk menyuarakan kepentingan pemerintah saja, sampai pada akhirnya muncul stasiun televisi swasta pertama yang bernama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). RCTI merupakan terobosan dalam kebijakan pemerintah Orde Baru dalam mengakhiri monopoli siaran yang sebelumnya hanya dikuasai oleh TVRI (Junaedi, 2019).
Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih, maka hal itu jugalah yang kemudian membuat pertelevisian di Indonesia bersaing semakin ketat.Â
Ironisnya pertelevisian sekarang justru menghadirkan program-program televisi yang merobohkan pola pikir masyarakat. Moralitas dan etika menjadi hal utama yang dipermasalahkan dalam dunia pertelevisian yang kini kian semakin merosok.
Hampir semua program yang ada ditelevisi menyelipkan hal-hal yang berbau seksual dan kekerasan. Adegan seksual merupakan hal-hal yang berkenaan dengan perilaku seksual atau persetubuhan seksual baik itu dalam bentuk pembicaraan ataupun gerak tubuh yang menjurus pada dorongan oleh hasrat seksual.Â
Sedangkan kekerasan adalah bentuk tindakan dan perilaku manusia untuk menyakiti orang lain. Kedua hal inilah yang sering muncul pada tayangan televisi di Indonesia karena dianggap bisa menarik perhatian dan mempertahankan eksistensi suatu program dimata masyarakat.Â
Padahal sejatinya program-program yang ada ditelevisi memiliki fungsi utama, yaitu sebagai sarana informatif, edukatif, dan hiburan.
Pertelevisian di Indonesia sekarang telah banyak mengalami perubahan. Tayangan yang seharusnya infomatif, edukatif, dan menghibur kini berubah menjadi tayangan yang menampilkan aib-aib para bintang tamunya yang hadir, menampilkan kekerasan, menampilkan kebohongan serta menampilkan atau menceritakan hal-hal pribadi yang sebenarnya tidak menjadi hal yang harus diketahui oleh masyarakat luas.
Salah satunya terdapat pada tayangan program televisi reality show dan variety show. Reality show yang sejatinya menampilkan realitas dan kenyataan yang ada, malah justru penuh dengan kepalsuan dan tidak alami dengan menggunakan konsep.Â