Oleh: Miarti Yoga
Allohumma sholli 'alaa muhammad.
Sholawat dan salam kuhaturkan untuk kekasih Allah. Muhammad Sholallaahu 'alaaihi wasallam.
Selayaknya ada yang terbarukan dan tersegarkan. Semangat, kebaikan, kesadaran, dan hal-hal lain yang menjadikan kita lebih fokus berperan.
Selayaknya pula, kita secara berulang mengepompong untuk sekadar menjadikan jiwa ini lebih baru yang sekaligus sebagai simbol perbaikan.
Namun tak sedikit di antara kita yang justru masih belum percaya diri dengan adanya perubahan. Masih belum cukup merasa pantas dengan perubahan yang ada. Sesederhana mengubah kebiasaan kecil, pun tak mudah.Â
Persis seorang istri yang sangat tak terbiasa mengecup tangan suami sebagai tanda hormat, lalu saat konteks tersebut hendak dicoba, maka bercampuraduklah antara rasa malu, enggan, risih, sungkan dan ragu.
Dan hal demikian menjadi sebuah contoh sederhana bahwa proses hijrah jiwa itu tak mudah. Terlebih saat manusia telah lama terpatok oleh paradigma orang sekeliling, terkotak olah STIGMA, dan terkerangkeng oleh konsensus yang ada.
Demikian pula keberadaan kita di dalam berorganisasi, keseharian kita memutar roda bisnis pribadi, kefokusan kita menjalani bidang garapan, idealnya memiliki kemampuan mengagetkan diri dan mengagetkan orang sekeliling dengan konteks hijrah.
Hijrah apa yang bisa kita lakukan? Hijrah inovasi. Hijrah kreativitas. Sebagaimana Al Qur'an telah mengingatkan kita, baik secara eksplisit maupun implisit.
"Orang-orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti kami akan memberikan tempat yang baik di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui."