Mohon tunggu...
Mia Aidan
Mia Aidan Mohon Tunggu... Guru - Ini merupakan blog pribadi

Saya adalah seorang guru di salah satu sekolah negeri di Surabaya yaitu SDN Babatan IV/459 Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran Dalam Mengelola Sumber Daya

4 Oktober 2021   04:54 Diperbarui: 4 Oktober 2021   05:03 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tujuan Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak dibutuhkan seorang guru penggerak yang memiliki 5 peran, diantaranya menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Untuk dapat menjalankan peran tersebut seorang guru harus memiliki nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya, meliputi mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Selain itu guru penggerak harus mempunyai visi yang berpihak pada murid. Dengan adanya visi ini diharapkan apa yang akan dilakukan menjadi terarah. Untuk mewujudkan visi yang berpihak pada murid tentunya dibutuhkan lingkungan yang mendukung, sehingga sangat penting menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah.

            Untuk mengoptimalkan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak sangat penting bagi guru melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid, yang memperhatikan perkembangan dan kebutuhan setiap murid. Guru harus menyadari bahwa setiap murid mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Untuk mengetahui kebutuhan setiap murid diperlukan pemetaan kebutuhan belajar murid. Sehingga guru dapat melayani setiap kebutuhan tersebut dengan pembelajaran yaitu pembelajaran berdiferensiasi.

            Dalam menuju keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup, setiap manusia pasti akan dihadapkan pada permasalahan dan membutuhkan pengambilan keputusan dalam kehidupannya. Untuk menghadapi hal tersebut murid harus dipersiapkan dengan baik melalui pembelajaran sosial emosional dan proses coaching. Dengan adanya pembelajaran sosial emosional murid akan dibiasakan mengambil tindakan maupun keputusan dengan berkesadaran penuh, sehingga peluang untuk melakukan kesalahan dapat diminimalisir. Agar murid terlatih menyelesaikan masalah yang dihadapi secara mandiri dibutuhkan proses coaching.

            Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin pembelajaran, tentunya seorang guru sering dihadapkan pada dilema etika. Dilema etika yang dihadapi dapat dipandang dari empat paradigma, yaitu individu lawan masyarakat (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Dalam menyelesaikan dilema etika yang dihadapi harus didasarkan pada 3 prinsip, diantaranya berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking), berpikir berbasis peraturan (rules based thinking),  dan berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking). Untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat dalam dilema etika maka dibutuhkan sembilan langkah pengambilan keputusan, yaitu mengenali nilai-nilai yang bertentangan, pihak yang terlibat, mengumpulkan fakta, pengujian benar dan salah, pengujian paradigma, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan, dan lakukan refleksi.

            Tujuan utama pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat murid. Dalam memaksimalkan kekuatan kodrat yang ada dibutuhkan 7 aset/modal yang harus dikelola dengan baik. 7 aset/modal tersebut meliputi modal manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik, dan agama/budaya. Jika ketujuh aset tersebut dapat dikelola dengan baik dan tepat guna maka kekuatan kodrat yang ada pada anak dapat dimaksimalkan sehingga tujuan pendidikan dapat segera tercapai.

            Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan seorang guru, yang dapat memetakan dan mengelola sumber daya yang ada dengan baik. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan berbasis aset bukan pendekatan berbasis kekurangan. Sumber daya/aset/modal dapat dikalsifikasikan menjadi 7 yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama.

            Cara saya mengimplementasikan materi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya di kelas yaitu memetakan aset yang mendukung pembelajaran bersama dengan murid yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran melalui permainan yang menarik. Di sekolah saya berusaha memetakan aset sekolah bersama dengan rekan guru dalam usaha mengembangkan dan memajukan sekolah. Sedangkan dalam masyarakat kami mencoba melihat kelebihan dalam RT kami yang tidak dimiliki oleh RT lain yang akan menjadi ciri khas dalam RT.

            Dengan pemetaan yang dilakukan bersama murid dan komitmen dalam menggunakan dan mengoptimalkan setiap aset yang ada di lingkungan sekitar tentunya akan mendukung proses pembelajaran yang lebih berkualitas. Guru dan murid berkolaborasi untuk mengelola sumber daya yang ada tersebut. Dalam hal ini pembelajaran yang dapat kami lakukan adalah pembelajaran berbasis proyek, dimana setiap kelompok akan membuat proyek yang dapat memaksimalkan sumber daya yang ada dan menghasilkan produk yang bermanfaat.

            Sebelumnya saat ingin melaksanakan pembelajaran ataupun kegiatan saya berpikir berbasis kekurangan yang ada pada diri saya dan murid saya. Saat ini pemikiran itu berubah setelah mempelajari modul 3.2 ini. Sekarang saya selalu berpikir berbasis kelebihan atau modal yang ada dan bisa digunakan dan dikembangkan dalam mendukung proses pembelajaran dan kegiatan di sekolah. Dengan perubahan paradigma ini, saya yakin dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun