[caption id="attachment_298246" align="aligncenter" width="649" caption="Pantai Penyusuk (Foto : Mia)"][/caption]
Danau-danau indah berwarna hijau tampak terhampar di bawah, pemandangan tersebut yang akan menyambut pengunjung Pulau Bangka dari balik jendela pesawat. Kepulauan yang pada tahun 2000 disahkan sebagai provinsi sendiri ini sesungguhnya telah memiliki nilai penting bagi Indonesia dikarenakan kandungan timahnya yang cukup tinggi. Namun setelah meledaknya novel dan film karya Andrea Hirata ‘Laskar Pelangi’, kepulauan ini kemudian menjadi salah satu tujuan wisata, tidak hanya bagi masyarakat Indonesia namun juga bagi wisatawan asing. Memang bila dibandingkan dengan tetangganya Belitong, Bangka hanya menjadi semacam persinggahan bagi wisatawan yang menuju atau kembali dari Negeri Laskar Pelangi tersebut. Padahal, Bangka juga menyimpan kecantikan yang tak kalah dari tetangganya tersebut.
[caption id="attachment_298247" align="aligncenter" width="216" caption="Kota Pangkal Pinang (Foto : Mia)"]
Pangkal Pinang merupakan ibukota Provinsi yang menjadi jantung pemerintahan pulau kaya ini. Bila Anda bepergian secara rombongan, menyewa kendaraan adalah pilihan terbaik, hal ini dikarenakan minimnya transportasi umum untuk berwisata di pulau ini. Satu buah Avanza dengan kapasitas 6 orang dapat disewa dengan harga Rp400.000 - Rp500.000 per hari.
Setelah mendarat di Bandara Depati Amir dan tidak terlalu lelah, lanjutkan perjalanan menuju pantai Pasir Padi yang terletak tidak jauh dari dalam kota. Bila waktu memungkinkan bisamemilih pantai-pantai lain yang jaraknya tidak terlalu jauh, seperti pantai-pantai yang dapat dilihat disini.
Keesokan pagi, dengan menyewa kendaraan roda empat wisatawan dapat menuju Desa Bukit Ketok yang terdapat di Kecamatan Belinyu tepat di ujung utara Pulau Bangka. Berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Pangkal Pinang, tapi jangan khawatir pemandangan yang tersaji membuat kita seolah-olah sedang menonton tayangan televisi, silih berganti dan jauh dari kata membosankan.
[caption id="attachment_298267" align="aligncenter" width="595" caption="Danau kaolin yang tercipta dari penambangan timah dan kondisi jalan menuju pantai Penyusuk (Foto : Mia)"]
Keluar dari Kota Pangkal Pinang, perlahan-lahan pemandangan kota tua mulai mendominasi, beberapa bangunan tua dengan ciri khas arsitektur gaya Belanda dan rumah panggung tradisional menjadi wajah Kota Belinyu. Seolah menikmati sajian di layar televisi, pemandangan di luar jendela kendaraan silih berganti. Wajah kota tua perlahan memudar dan tambang-tambang timah inkonvensional secara perlahan terpampang, lubang-lubang galian inilah yang menciptakan danau-danau hijau indah yang dapat dinikmati baik di darat maupun dari atas pesawat. Pemandangan kemudian berganti dengan suasana khas pedesaan dengan rumah-rumah kayu konvensional, inilah Desa Bukit Ketok, desa yang terletak di utara Pulau Bangka.
Setelah melewati jalan menurun, laut biru yang tenang dengan riak gelombang kecil yang menerpa ke arah laut dan pasir putih yang halus terhampar di depan. Pantai Penyusuk, yang didominasi oleh tumpukan batu granit di kanan kirinya sehingga membentuk sebuah ceruk, berpadu dengan hijaunya pepohonan pesisir pantai yang tumbuh di sela-sela bebatuan granit tampak begitu cantik. Empat buah pulau kecil yang indah berjajar di barat seolah memagari pantai ini dan melindunginya dari derasnya gelombang laut.
[caption id="attachment_298268" align="aligncenter" width="586" caption="Pantai Penyusuk (Foto : Mia)"]
Panjang Pantai Penyusuk ± 4 km, terdapat keunikan tersendiri di pantai ini. Pada bagian pantai yang menghadap barat, arus lautnya sangat tenang, sehingga cocok sebagai tempat bermain anak-anak atau sekedar tempat bersantai membasahi kaki.Sedangkan bagian pantai yang menghadap utara, arus lautnya cukup deras, sesuai untuk mereka yang ingin bermain-main dengan gulungan ombak.
[caption id="attachment_298253" align="aligncenter" width="524" caption="Perahu nelayan yang dapat disewa untuk berkeliling pulau (Foto : Mia)"]
Untuk mencapai gugusan pulau-pulau kecil, pengunjung dapat menggunakan jasa nelayan pemilik perahu. Satu perahu nelayan dengan kapasitas 10 orang dapat disewa dengan harga Rp150.000 – Rp250.000,- tergantung berapa pulau yang akan disinggahi. Tujuan populer wisatawan adalah Pulau Lampu, pulau yang berfungsi sebagai mercusuar. Buat kesepakatan dengan pemilik perahu, apakah Anda hanya ingin singgah sebentar, lalu melanjutkan perjalanan ke pulau berikut, atau ingin bermain air sepuasnya di Pulau Lampu. Untuk pilihan kedua, perahu hanya akan menurunkan wisatawan di Pulau Lampu, kemudian akan menjemput kembali pada jam yang sudah disepakati.