Anak Jalanan
Oleh: Shandy Saeful Rachman
Hidup bahagia merupakan suatu impian bagi setiap orang. Namun kadar kebahagiaan setiap orang berbeda-beda. Ada yang beranggapan bahwa ukuran bahagia ialah dengan memiliki harta yang berlimpah, jabatan tinggi, rumah beserta mobil yang mewah, ada juga yang mengartikan kebahagiaan adalah pada saat setiap orang yang kita sayangi selalu ada di sekitar kita. Dan ada pula yang mendefinisikan bahwa bahagia adalah ketika kita mempunyai segalanya.
Setiap manusia tidak ada yang pernah merasa puas, ketika sudah mencapai sesuatu yang diinginkannya selalu menginginkan sesuatu yang lain lagi. Itulah hakikat dasarnya manusia. Kita tidak pernah merasa puas meskipun sebenarnya hidup kita sudah lebih dari cukup. Itulah sebabnya ada pepatah yang mengatakan bahwa diatas langit masih ada langit. Jangan pula kita merasa bahwa kita adalah orang yang memiliki segala-galanya. Sadarlah bahwa dibawah kita masih ada yang membutuhkan uluran tangan dan kasih sayang dari kita.
Pernahkah kita memperhatikan bahwa dibawah kalian ada orang-orang yang butuh kita? Pernahkah kalian merasa bahwa hidup kalian sudah lebih dari cukup? Mungkin bila kita melihat orang jalanan atau pengamen yang selalu ada di benak kita adalah anak kita yang kotor, kumuh, dan nakal. Memang semua itu benar, tapi ada suatu hal yang lebih berharga di balik semua itu. Anak jalanan atau pengamen mempunyai suatu keistimewaan yang tidak kita miliki. Apa keistimewaannya? Tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari uang untuk hidup 1 hari.
Anak jalanan sama seperti anak-anak lain pada umumnya. Mereka ingin bahagia, mereka ingin bermain, mereka ingin tumbuh normal seperti anak-anak lainnya. Pada dasarnya, anak jalanan tidak berbeda dengan anak-anak biasa. Hanya saja takdir nya yang berbeda. Sebenarnya mereka (anak jalanan) tidak ingin menjadi anak jalanan. Sebenarnya mereka ingin seperti kalian. Mereka ingin bersekolah, mereka ingin punya pakaian bagus, mereka ingin makan makanan enak, mereka ingin punya barang-barang bagus, mereka ingin jalan-jalan. Namun, mereka berbeda nasib dengan kita. Boro-boro mau jalan-jalan dan punya pakaian bagus. Buat makan aja susah. Tidakkah kita pernah merasa sedih melihat keadaan mereka? Atau.. kalian malah benci ketika kalian berhenti di lampu merah dan melihat anak jalanan yang kumuh, dekil dan bau matahari mengetuk pintu mobil kalian untuk menawarkan Koran, mainan, atau hanya bertepuk-tepuk tangan sambil bernyanyi. Apakah kalian mengusir mereka, pura-pura tidak tahu?
Seharusnya kita sadar bahwa anak jalanan bukanlah sesuatu yang harus dijauhi. Bukanlah hal yang harus dibenci. Mereka tidak se-untung kalian yang bisa mendapatkan apa saja yang kalian inginkan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa diharapkan? Kita sebagai generasi muda sudah semestinya tidak hanya sekadar mengeluh dan berkomentar saja. Ada baiknya kalau kita sebagai anak muda yang sekiranya masih bisa mampu membantu dan membimbing anak-anak jalanan. Mungkin bagi kita yang memiliki waktu lebih dan memiliki ilmu, tidak ada salahnya mengajarkan kepada mereka. Bagi kalian yang memiliki uang lebih, tidak ada salahnya berbagi denganmereka. Insya Allah, kalau setiap anak muda memiliki keinginan dan tindakan yang baik seperti demikian, suatu saat tidak akan ada lagiyang namanya anak jalanan. Jangan selalu mengharapkan pemerintah yang tidak mempunyai kepastian nyata. Nasib masa depan negara kita ada ditangan generasi muda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H