where the magic happens | https://unicefstories.files.wordpress.com/2013/10/where-the-magic-happens.jpg
Ting Ting namanya. Tapi tunggu dulu, ini bukan artis Indonesia lho! Nama lengkapnya Shao Ting Ting. Selalu murah senyum. Saya ingat pertama kali bertemu dengannya ketika ia bercerita di depan kelas riset tentang kegiatan yang dihabiskan hampir sepanjang hidupnya. Sejak umur 7 tahun, ia menekuni olahraga basket. Seiring umurnya, ia kemudian tinggal di asrama khusus atlit. Tidak mudah memang. Namun ia beruntung, kedua orang tuanya mendukung dan pemerintah menyediakan segala fasilitas yang diperlukan termasuk pendidikan. Saat ini, ia sudah menjadi salah satu pemain kunci pebasket putri Cina di tingkat Olimpiade.
Setelah mendengar awalan ini, saya berkata bahwa pantas saja ia tinggi. Dan mungkin karena itu, ia sangat tomboy. Badannyapun sangat atletis. Ia kemudian terus melanjutkan ceritanya. Teman-temannya sesekali merespon ‘Wow!’ atau bertanya. Dan Ting Ting berusaha menjawab. Kegiatan presentasi seperti ini adalah salah satu dari sekian kegiatan yang sering saya lakukan sebagai awalan pertemuan. Saya berusaha menampilkan sesuatu yang menarik dari pribadi mereka untuk diketahui oleh orang banyak. Dan saya senang Ting Ting salah satunya.
Bahasa Inggrisnya memang masih patah-patah. Namun saya tahu ia sangat keras berusaha. Nilai ini sepertinya ia dapatkan dari hasil latihan intensif di asrama atlit sebelumnya. Namun berusaha keras saja tentu tidak cukup. Dalam konteks pembelajaran, saya selalu berkata, “Sekaranglah kesempatan belajar dan salah.” Mengapa? Karena dari kesalahan orang akan belajar. Berefleksi. “Juga, sekaranglah saatnya aktif.”
Saya selalu sarankan agar tidak selalu berkumpul dengan kawan-kawan dari satu negara saja. Dengan berkawan dengan orang yang berbeda latar belakang, termasuk bahasa, mereka akan ‘terpaksa’ berbahasa Inggris – satu-satunya bahasa yang bisa dimengerti satu sama lain. Hal ini tentu tidak hanya berlaku di pembelajaran bahasa saja, tapi bisa ke berbagai ranah. Termasuk kepada Ting Ting, tak salah rasanya kalau saya selalu akan berkata, “Sekaranglah saatnya keluar dari zona nyaman!”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H