Mohon tunggu...
Moh. Heru Sunarko
Moh. Heru Sunarko Mohon Tunggu... Guru - Manusia Kusut

Moh. Heru Sunarko, lahir di Pekalongan pada 5 Mei 1998. Beralamat di Desa Kayugeritan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Menempuh pendidikan formal di TK PGRI Kayugeritan, SDN 1 Kayugeritan, SMPN 1 Wonopringgo, dan SMAN 1 Bojong. Merupakan lulusan S1 PAI IAIN Pekalongan (Sekarang UIN Gus Dur) tahun 2020 dan saat ini sedang menempuh studi S2 di kampus yang sama. Menjadi penulis bukanlah tujuannya sejak awal, mengingat tidak memiliki keahlian menulis dan pengetahuan tentang ilmu bahasa. Hanya hobi menuliskan apa yang menjadi inspirasi untuk berbagi dan bermanfaat dengan melalui coretan di blog portalplus62.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Manusia?

12 Januari 2020   22:32 Diperbarui: 12 Januari 2020   22:39 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia memang banyak rahasia didalamnya. Seperti aku dan kau yang diciptakan dengan banyak perbedaan. Pernyataan pembeda yang sudah menghakikat dengan adanya jenis kelamin. sebutan itu dinamai laki-laki dan perempuan.

Aku tak tahu kenapa Tuhan menciptakan manusia dengan dua jenis itu. Mendengar cerita tentang Nabi Adam dan Hawa memang seakan-akan Tuhan menciptakan kita manusia dengan berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan yang berbeda kemudian menjadi satu kesatuan.

Di samping itu Tuhan juga menciptakan banyak makhluk lain untuk menunjang kehidupan manusia, yang kemudian menjadi sebuah alam. Ya, alam sebagai penunjang hidup manusia. Jika tak ada alam, mungkin manusia tak hidup.

Perihal dunia memang kita tak ada yang tahu, apalagi sang Pencipta dengan akalku saja tak dapat menjangkauNya. Tapi satu yang aku tahu bahwa Tuhan menciptakan manusia atas dasar Cinta, antara aku, kau, dan Tuhan. 

Hakikat Filsafat adalah mencari Tuhan. Bagaimana filsafat itu sendiri berfikiri sampai radikal mecari akarnya. Tuhan adalah sumber dan akhir dari segalanya. Bagaimana dalam kehidupan kita ini tidak lepas dari kehendaknya. Perintah dan larangan harus ditaati agar terhindar dari kebodohan.

Maksud terhindar dari kebodohan adalah bahwa kita hidup di dunia ini sering kali lalai dan tau tujuan sebenarnya kita diciptakan. Dunia saja yang terus dikejar. Padahal hidup di dunia hanya sementara dan hidup kekal kita ada di akhirat kelak. Maka dari itu kita harus berpikir dengan sungguh-sungguh atas keberadaan kita di dunia.

Selalu mengingat  Tuhan adalah salah satu bekal agar terhindar dari kebodohan itu sendiri. Maka kita mempunyai akal yang diciptakan semata-mata untuk berpikir dengan sebenar-benarnya. Segalanya yang ada di dunia ini diciptakan seperti halnya ruang kelas untuk kita belajar. hal apapun dan siapun adalah guru bagi kita. Trimakaih Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun