Mie merupakan makanan yang sangat digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari orang tua, remaja, sampai anak-anak. Tak terkecuali jenis mie yang marak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sejak memasuki tahun 2000-an, mie ramen. Sangat disayangkan, dalam kegiatan konsumsi mie ramen terdapat banyak efek samping yang belum diketahui, maupun diabaikan banyak orang. Mie pada umumnya terbuat dari tepung berkarbohidrat tinggi, termasuk mie ramen. Disamping itu juga biasa terdapat kalium karbonat, natrium karbonat, sekuestran natrium tripolifosfat, klorofil Cl 75810, perisa, dan pengental. Komposisi demikian memiliki peluang untuk menimbulkan banyak efek negatif, seperti gangguan pencernaan sampai dengan kanker.Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain misalnya karamel, hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi dan asam malat yang fungsinya tidak jelas. Selain minyak sayur, ada pula food additive, yaitu bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke dalam proses pengolahan makanan, dengan tujuan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu. Belum lagi stirofoam dalam mie cangkir, yang dicurigai bisa menyebabkan kanker. Hal-hal diatas dapat memicu hipertensi,asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
Untuk memberi alternatif kepada konsumen, dibutuhkan mie, khususnya ramen, yang berbahan sehat, aman, dengan tetap memanjakan lidah konsumen. Dalam hal ini, bayam (Amaranthus Sp) dapat menjadi terobosan baru yang menjamin kesehatan dan kelezatan kuliner yang ditunjang dengan bumbu yang tepat. Ditinjau dari manfaatnya yang dapat mengobati asma, eksim, perawatan kulit muka, kepala, rambut, dan masih banyak lagi. Terlebih, bayam merupakan hasil endemik Indonesia yang berpusat di Jawa Barat, yang sejak 2005 hasil panennya terus meningkat sampai 2014 ini.
Melalui jalur Program Kreativitas Mahasiswa 2014, sekelompok mahasiswa Universitas Padjadjaran yang terdiri dari M. Rizky Ramanda (19th), Maharani Listiafitri (18th), Miftah Farid (19th), Muhammad Mas'ud (19th), dan M. Savero (19th) ini menggebrak dunia kuliner dengan inovasi cita rasa dan manfaat yang besar. Yakni menciptakan produk GREENMEN (GREEN RAMEN) yang mengusung tagline revolusi sehat diversifikasi olahan bayam endemik. Peluncuran produk ini pun disambut baik oleh konsumen di berbagai daerah di Indonesia. Ide kreatif sekelompok mahasiswa ini telah membawa efek untuk penyejahteraan petani lokal dengan adanya pemasokan rutin untuk kebutuhan produksinya. Sebagai sebuah usaha sukses, GREENMEN pun telah menghasilkan omset sebesar Rp 15.000.000 per bulan. "Alhamdulillah, kami mendapat respon positif dari konsumen-konsumen kami. Semoga kedepannya kami dapat berkontribusi lebih pada bidang kuliner ini, maupun masyarakat sekitar." Ujar Maharani, salah satu pionir dari wirausaha GreenMen itu. (29/05/2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H