Mohon tunggu...
mhmmdrnggafrds
mhmmdrnggafrds Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa aktif yang hobi mengedit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media sosial sebagai mimbar dakwah modern

7 Januari 2025   14:20 Diperbarui: 7 Januari 2025   14:19 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan teknologi dan internet telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, termasuk dalam cara kita menyebarkan dakwah Islam. Saat ini, media sosial berfungsi sebagai salah satu alat utama yang memungkinkan penyebaran pesan keislaman secara luas dan cepat. Dengan jangkauan global dan akses yang mudah, platform-platform seperti Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, dan TikTok memberikan peluang emas bagi para dai dan ustaz untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada audiens yang lebih besar. Artikel ini akan mengeksplorasi secara mendalam potensi, tantangan, dan strategi yang perlu dipertimbangkan dalam memanfaatkan media sosial sebagai mimbar dakwah modern.
 
Peran Media Sosial dalam Dakwah Islam
     Media sosial, seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan Facebook, telah menjadi alat yang sangat efektif dalam menyebarkan ajaran Islam. Dengan berbagai format konten, termasuk video ceramah, infografis, dan siaran langsung, para penyebar dakwah dapat berinteraksi dengan audiens secara langsung dan lebih personal. Fitur-fitur seperti komentar dan pesan langsung juga menciptakan ruang untuk diskusi dan tanya jawab, yang pada gilirannya meningkatkan pemahaman agama di kalangan masyarakat
Dalam studi yang dilakukan oleh Mahmud & Hamid (2018), mereka menunjukkan bahwa media sosial mampu menyediakan saluran komunikasi yang lebih langsung antara pengkhotbah dan audiensnya. Dakwah yang dulu hanya terbatas di kalangan tertentu, kini dapat menjangkau audiens global tanpa batasan waktu dan tempat.
Para dai modern memanfaatkan platform ini untuk menciptakan konten yang menarik dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga dewasa. Misalnya, ceramah singkat dalam bentuk video pendek di TikTok atau Instagram Reels telah menjadi salah satu metode dakwah yang sangat populer di kalangan generasi milenial dan Gen Z.
Dengan pendekatan ini, dakwah menjadi lebih relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu, media sosial juga menciptakan peluang bagi komunitas Muslim untuk berbagi ilmu dan pengalaman keagamaan. Berbagai grup dan forum online sering kali dijadikan tempat untuk mendiskusikan isu-isu keagamaan sehari-hari, yang pada gilirannya memperkuat solidaritas di antara umat Islam.
 
Potensi Media Sosial untuk Dakwah
 
    Media sosial memiliki kemampuan luar biasa untuk menjangkau audiens tanpa batasan geografis. Dengan lebih dari 4,9 miliar pengguna internet di seluruh dunia (We Are Social, 2024), pesan-pesan dakwah kini dapat menyentuh beragam kalangan, melintasi budaya, dan menjangkau berbagai usia. Konten dakwah dapat diakses kapan saja dan di mana saja, sehingga nilai-nilai Islam dapat disampaikan kepada audiens global dengan cara yang cepat dan efisien. Platform media sosial memberikan fleksibilitas dalam menyampaikan pesan dakwah melalui berbagai format, seperti teks, video, gambar, infografis, hingga siaran langsung. Para dai dapat menggunakan pendekatan visual dan interaktif untuk menarik perhatian audiens. Contohnya, video singkat di YouTube atau Instagram Stories sering dimanfaatkan untuk menyajikan ceramah yang ringkas dan mudah dipahami oleh generasi muda.
Salah satu keunggulan utama media sosial adalah kemampuannya untuk menciptakan komunikasi dua arah. Audiens dapat memberikan komentar, mengajukan pertanyaan, atau berbagi pandangan secara langsung dengan para dai. Interaksi ini tidak hanya mempererat hubungan antara dai dan audiens, tetapi juga meningkatkan efektivitas penyampaian pesan, karena audiens merasa lebih terlibat dalam proses dakwah
 
Tantangan Dakwah melalui Media Sosial
    Meskipun dakwah melalui media sosial menawarkan berbagai manfaat, ia juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satu masalah utama adalah adanya banyak konten yang tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas. Banyak dai yang tidak memiliki latar belakang pendidikan agama yang memadai, yang berpotensi menyebabkan penyebaran informasi yang keliru atau menyesatkan.
Selain itu, karakteristik media sosial yang cenderung mempromosikan konten viral dan sensasional sering kali mengorbankan substansi dakwah itu sendiri. Para dai sering kali terjebak dalam dilema antara menghasilkan konten yang mendalam dan edukatif atau mengikuti tren yang lebih ringan, meskipun tren tersebut dapat menjangkau khalayak lebih luas. Oleh karena itu, penting bagi para penyebar dakwah untuk menemukan keseimbangan antara popularitas dan kualitas.
Tantangan lainnya adalah adanya ujaran kebencian dan komentar negatif yang dapat mengganggu proses dakwah. Dalam menghadapi situasi ini, dai perlu memiliki ketahanan mental dan kebijaksanaan untuk merespons berbagai kritik tanpa kehilangan fokus pada tujuan utama dakwah.
Perspektif Islam tentang Dakwah di Media Sosial
    Islam mendorong umatnya untuk memanfaatkan setiap peluang dalam menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai agama. Dalam Surah Al-Asr, Allah SWT berfirman:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran." (QS. Al-Asr: 1-3)
Ayat ini menekankan betapa pentingnya menyebarkan kebenaran dan kebaikan, yang dapat dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk media sosial. Dakwah digital, jika dilaksanakan dengan niat tulus dan pengetahuan yang memadai, dapat menjadi salah satu cara untuk melaksanakan perintah Allah dan menyebarkan rahmat kepada seluruh umat manusia.
Di sisi lain, para dai diingatkan untuk selalu bersikap bijak dalam memanfaatkan media sosial. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan dalam Surah An-Nahl ayat 125:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik."
Pendekatan yang bijaksana dan penuh hikmah akan membuat dakwah lebih diterima oleh berbagai kalangan dan mampu menyentuh hati audiens. Dai juga harus menjaga akhlak dalam berinteraksi di dunia maya agar tetap mencerminkan nilai-nilai Islam.
 
Strategi Dakwah Efektif di Media Sosial
    Untuk menjalankan dakwah yang efektif di media sosial, dai perlu memperhatikan beberapa strategi, di antaranya:
1. Konsistensi dan Kontinuitas : Mengunggah konten secara rutin dan konsisten akan membantu membangun audiens yang loyal dan tertarik untuk terus mengikuti dakwah.
2. Kreativitas dalam Penyajian : Menggunakan berbagai format, seperti video pendek, podcast, dan infografis, dapat membuat dakwah lebih menarik dan mudah diterima.
3. Interaktif dan Responsif : Berinteraksi dengan audiens melalui komentar atau sesi tanya jawab akan mempererat hubungan dan meningkatkan pemahaman mereka.
4. Kolaborasi dengan Influencer : Menggandeng influencer muslim atau tokoh masyarakat yang memiliki banyak pengikut dapat memperluas jangkauan dakwah.
5. Berbasis Ilmu dan Data -- Menyampaikan dakwah yang berbasis pada dalil-dalil yang kuat dan sumber terpercaya akan meningkatkan kredibilitas dan kualitas konten.
6. Pemanfaatan Teknologi -- Dai perlu memanfaatkan teknologi terkini, seperti analisis data audiens dan algoritma media sosial, untuk menyasar target dakwah yang lebih spesifik dan efektif.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Referensi
 
Wibowo, A. (2019). Penggunaan media sosial sebagai trend media dakwah pendidikan islam di era digital. Jurnal Islam Nusantara, 3(2), 339-356.
Nugraha, R. A., Darmawan, C., & Iswandi, D. (2020, March). Islamic Da'wah Through Social Media as a Means of Political Education. In 2nd Annual Civic Education Conference (Acec 2019) (pp. 262-266). Atlantis Press.
Hotmian, I. (2024). Pemanfaatan media sosial sebagai media dakwah. Qawwam: The Leader's Writing, 5(1), 7-12.
Omar, F. I., Hassan, N. A., & Sallehuddin, I. S. (2015). Role of Social Media in Disseminating Dakwah (Peranan Media Sosial dalam Penyebaran Dakwah). In Islamic perspectives relating to business, arts, culture and communication: Proceedings of the 1st ICIBACC 2014 (pp. 43-55). Springer Singapore.
Mahmud, M., & Hamid, N. (2018). Pengaruh Media Sosial dalam Dakwah Islam di Era Digital. Jurnal Komunikasi Islam, 10(2), 45-59.
 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun