Demam berdarah atau demam dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Penyebaran virus dengue ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus. Penyakit ini biasanya memiliki efek yang membuat suhu tubuh penderita menjadi tinggi dan disertai sakit kepala, nyeri sendi, otot, tulang, serta nyeri dibagian belakang mata
Data Kemenkes RI menyebutkan jumlah penderita DBD di Indonesia pada bulan Januari-Februari 2016 sebanyak 8.487 orang dengan jumlah kematian 108 orang. Hal tersebut membuktikan masih tingginya kasus penderita DBD di Indonesia yang berarti Indonesia belum terbebas dari penyakit DBD. Baru-baru ini tim peneliti dari Eliminate Dengue Program (EDP) Universitas Gadjah Mada sedang mengembangkan penilitian menggunakan nyamuk ber-Wolbachia untuk menekan kasus DBD. Penelitian tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2012. Awalnya penelitian tersebut dilakukan di Australia dengan tim EDP Global. Penelitian tersebut kemudian dikembangkan di negara lain seperti Vietnam, Australia, dan Brasil.
Lalu apa sih Wolbachia itu? Dan apa hubungannya dengan demam berdarah?
Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat di 60% jenis serangga di bumi, termasuk kupu-kupu, lebah, dan lalat. Awalnya wolbachia tidak terdapat di tubuh aedes aegypti penyebab demam berdarah. Kemudian dilakukan penelitian untuk merekayasa nyamuk aedes aegypti yang mengandung wolbachia.
Mengapa harus wolbachia?
Bakteri wolbachia dapat menekan penyebaran virus dengue di nyamuk aedes aegypti, hal itu dilakukan dengan cara menyuntikan bakteri wolbachia kedalam tubuh nyamuk aedes aegypti dengan harapan bakteri ini dapat melakukan mutasi dan menekan perkembangan virus dengue. Pada saat bakteri wolbachia berada didalam tubuh nyamuk, ia akan berkompetisi dengan virus dengue untuk mendapatkan nutrisi. Keunggulan dari wolbachia adalah proses mutasi yang cepat yang membuat penyebarannya lebih banyak di banding virus dengue sehingga penyebaran virus dengue menjadi sedikit.
Selain itu apabila nyamuk ber-wolbachia disilangkan dengan nyamuk lokal, akan menghasilkan nyamuk yang mengandung 80-85 % bakteri wolbachia. Hal tersebut juga dapat menekan penyebaran virus dengue. Nyamuk yang mengandung wolbachia bukan berarti tidak mengandung virus dengue. Hanya positifnya nyamuk tersebut tidak dapat menularkan virus denguenya ke manusia.
Lalu apa bukti penelitiannya?
Akhir agustus lalu di Kabupaten Sleman dan Bantul, tim EDP UGM melakukan pelepasan nyamuk ber-wolbachia. Di Kabupaten Bantul dilakukan dengan melepas nyamuk aedesaegypti dewasa yang sudah mengandung bakteri wolbachia, sedangkan d kabupaten Sleman memanfaatkan telur yang mengandung wolbachia. Dan hasilnya terbukti menurunkan kasus demam berdarah di kedua kabupaten tersebut.
Bagaimana dengan kasus yang sedang booming saat ini, virus zika?
Ternyata nyamuk ber-wolbachia juga dapat menekan virus zika, hal ini disebabkan karena virus zika dan virus dengue berasal dari keluarga yang sama yaitu flavavirus. Selain itu, nyamuk yang membawa virus zika dan virus dengue juga berasal dari keluarga yang sama yaitu aedes.