Mohon tunggu...
Mohammad Ilham Ramadhan
Mohammad Ilham Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan Jurusan Sejarah

Hobi: Fotografi kamera analog

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesimpulan dan Refleksi Perjalanan Pendidikan Indonesia

27 Desember 2022   11:47 Diperbarui: 27 Desember 2022   11:55 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesimpulan dan pelajaran yang bisa saya ambil dari Perjalanan Pendidikan Nasional adalah saya menjadi lebih mengerti tentang arti perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda sedikit sekali anak pribumi yang bisa bersekolah. Mereka yang bisa bersekolah pun hanya diajarkan membaca, menulis dan berhitung sederhana karena tujuan pemerintah pada saat itu ingin mencetak pegawai yang bisa diupah murah. Dalam perkembangannya, kemudian sekolah bergaya barat ala Eropa bisa dinikmati oleh segelintir pribumi, terutama dari golongan bangsawan. Dari sini kemudian lahir pemuda-pemuda pribumi yang berwawasan luas dan memiliki ideologi nasionalis yang ingin memerdekakan bangsa dari penjajahan. Pada tahun 1908 kemudian lahir organisasi pergerakan nasional pertama yang didirikan oleh pelajar Sekolah Dokter Jawa atau STOVIA dan diberi nama Budi Utomo. Keberadaan Budi Utomo kemudian mendorong lahirnya organisasi-organisasi pergerakan lain dan tokoh-tokoh menonjol yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dari segala bidang. Salah satunya Ki Hajar Dewantara yang memperjuangkan bangsa melalui sektor pendidikan.

Pada tahun 1922 kemudian ia mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta sebagai respon dari pendidikan pemerintah kolonial yang diskriminatif. Taman Siswa digunakan sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa melalui pendidikan. Taman Siswa lahir sebagai jiwa rakyat untuk bebas dan merdeka.

Ki Hajar berpendapat bahwa pengajaran merupakan suatu bagian dari pendidikan sehingga sebagai guru kita harus memberikan pengajaran dan bimbingan kepada peserta didik dengan bentuk kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam diri masing-masing peserta didik. Potensi yang berbeda pada peserta didik mengharuskan seorang guru memberikan kebebasan dalam proses pembelajaran agar peserta didik mampu mengembangkan ide, berfikir kreatif, serta dapat mengembangkan minat dan bakat atau dengan kata lain peserta didik dapat merdeka dalam belajar.

Refleksi yang bisa saya ambil adalah, saya melihat bahwa semangat dan pemikiran Ki Hajar masih digunakan sebagai konsep dalam kurikulum belajar sampai sekarang ini. Merdeka belajar yang berorientasi pada peserta didik menuntut guru untuk memberikan tuntunan kepada peserta didik dengan menyesuaikan pada berbagai macam kebutuhan peserta didik sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Pembelajaran merdeka berguna untuk perkembangan potensi, bakat dan minat serta kemampuan murid untuk tumbuh dengan maksimal dan dapat menerapkan ilmu yang mereka dapat di kehidupan sehari-hari. Guru juga harus memberikan dorongan pada peserta didik dalam rangka pengembangan minat dan bakatnya. Selain itu, penting bagi guru untuk memberikan keteladanan agar peserta didik dapat menjadi manusia yang berakhlak mulia dan bijaksana sesuai dengan wujud Profil Pelajar Pancasila.

Jika nanti saya menjadi seorang guru, adapun hal yang ingin saya wujudkan di kelas saya, yaitu:

  • Mengaplikasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai acuan dalam proses belajar-mengajar
  • Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengeksplorasi dan menggali bakat mereka masing-masing dengan menuntun dan menggembangkannya sebagai bentuk konsep merdeka belajar
  • Membimbing dan memotivasi peserta didik agar senantiasa memiliki semangat belajar guna menggapai cita-cita mereka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun