Mohon tunggu...
Muhammad Aidan
Muhammad Aidan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Manusia itu fana, suatu saat akan meninggalkan dunia. Lain halnya dengan gagasan/pemikiran, ia abadi dalam bentuk sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menuju Tahun Politik: Bermunculan Media yang "Ditunggangi" sebagai Alat Politik Kubu Tertentu

16 Oktober 2023   15:38 Diperbarui: 16 Oktober 2023   16:02 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest: Sara Crewe

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali mendorong seluruh media agar tetap menjaga netralitas menjelang tahun politik. Upaya ini untuk menjaga keamanan serta kenyamanan masyarakat di tengah pesatnya informasi terkait politik yang bersliweran di jagat maya.

Hai sobat kompasiana, komisi penyiaran mulai mendorong media untuk tetap netral, mengingat tahun depan (2024) mulai memasuki Tahun Politik (Tahun Pemilihan Umum), yang rasanya mulai akhir-akhir ini saja sudah banyak berita mengenai capres dan cawapres yang akan maju di Pemilu tahun 2024.

"Media yang ideal adalah media yang ketika memberitakan sesuatu bersifat netral/independen"

Kira-kira begitulah kata teman diskusi saya mengenai media yang ideal, independen dalam artian bahwa ketika memberikan informasi ke khalayak umum/masyarakat suatu media tidak dalam naungan kubu politik tertentu, yang dapat menggiring publik mengenai pilihan politik yang akan ia pilih pada Pemilu nanti nya.

Mengapa?

Alasannya sederhana, sebagai media massa bukankah sudah seharusnya memberikan informasi kepada masyarakat yang bersifat netral (kata lain: tidak condong kearah manapun).

Rezim pengetahuan dalam kajian jurnalisme pun menjelaskan bahwa media dan jurnalis harus bersikap netral. Sikap netral diperlukan agar jurnalis bisa memberikan ruang yang sama bagi pihak-pihak yang diberitakan dengan berimbang. Ringkasnya netralitas mengandaikan bahwa media harus berjarak dan bersikap dingin terhadap objek yang diliputnya.

Namun sangat disayangkan, jika kita lihat makin kesini makin banyak media yang bisa dibilang "ditunggangi" sebagai alat politik untuk membuat citra (pencitraan) mengenai suatu tokoh/partai politik tersebut, atau sebaliknya untuk menyampaikan informasi untuk membuat citra buruk mengenai lawan politiknya.

"Sebenarnya menurut saya kurang etis semisal ada media yang perusahaan nya berhubungan atau bahkan perusahaannya dinaungi oleh partai politik"

Teman diskusi saya lalu melanjutkan, bukan mau suudzon atau bagaimana, tetapi seperti yang kita semua ketahui suatu partai politik pasti memiliki kepentingan, ketika sebuah partai politik sudah memegang suatu media, apakah media tersebut masih bisa netral? Jika bisa, sungguh luar biasa. Tetapi beberapa mengutamakan kepentingan mengenai partai politik tersebut dan yang berada di kubu nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun