Mohon tunggu...
muhammad Shiddiq
muhammad Shiddiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Perjalanan hidup penuh dengan pasang surut". Di blog ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pengembangan diri, motivasi, serta cara mencapai tujuan hidup. Mari bersama-sama tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghapus Kekerasan, Membangun Kasih Sayang di Pesantren

24 Oktober 2024   14:34 Diperbarui: 24 Oktober 2024   14:43 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber mubadalah.id

Untuk mencegah kekerasan, diperlukan konsep Pesantren Ramah Anak, yaitu pesantren yang menjamin keamanan, kenyamanan, serta kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual anak. Konsep ini menitikberatkan pada beberapa prinsip utama, yaitu pendidikan yang berkualitas, lingkungan yang aman dan nyaman, serta keterlibatan keluarga dan masyarakat.

Pendidikan berkualitas di pesantren harus inklusif dan tidak memandang latar belakang sosial, fisik, atau ekonomi. Semua santri harus mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan, baik akademik maupun non-akademik.

Selain itu, lingkungan pesantren harus aman dan nyaman agar santri dapat fokus belajar dan berkembang secara optimal. Lingkungan yang tidak aman justru akan menimbulkan masalah seperti kecemasan dan gangguan konsentrasi pada santri.

Peran keluarga dan masyarakat juga penting dalam mewujudkan pesantren ramah anak. Dukungan dari keluarga dan masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendidik dan aman bagi anak-anak. Selain itu, keterlibatan santri dalam proses belajar mengajar dan pengambilan keputusan di pesantren akan memberikan mereka rasa dihargai dan membekali mereka dengan keterampilan kepemimpinan yang berguna di era modern.

Menghapus Kekerasan, Membangun Kasih Sayang

Selain mengedepankan pendidikan berkualitas dan lingkungan yang aman, pesantren ramah anak juga harus menghapus metode pengajaran berbasis hukuman fisik atau kekerasan. Penggunaan kekerasan sebagai alat disiplin dinilai tidak relevan dengan perkembangan zaman dan bertentangan dengan prinsip kasih sayang dalam Islam.

Trasformasi menuju metode pengajaran berbasis kasih sayang dan empati, sangat efektif  untuk ditegaskan sebagai langkah menuju pembentukan generasi yang lebih sehat mental dan emosianal, tentunya akan mendapatkan hasil positif menjadikan generasi anak yang tangguh di era modern ini.

Tulisan ini menekankan bahwa transformasi menuju pesantren yang ramah anak tanpa melakukan kekerasan sangat penting dalam menciptakan generasi yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan zaman modern. 

Pesantren harus menjadi tempat yang tidak hanya mendidik secara akademis, tetapi juga mendukung perkembangan fisik, mental, dan spiritual anak-anak. Dengan demikian, pesantren dapat menciptakan generasi masa depan yang kuat, penuh empati, dan siap menghadapi tantangan di era modern

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun