Mohon tunggu...
muhammad Shiddiq
muhammad Shiddiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Perjalanan hidup penuh dengan pasang surut". Di blog ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pengembangan diri, motivasi, serta cara mencapai tujuan hidup. Mari bersama-sama tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna dibalik Tradisi Kenduri Apam di Masyarakat Aceh

29 Januari 2024   16:34 Diperbarui: 29 Januari 2024   19:18 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber dari instagram enjoyaceh

Dibalik Nama Aceh yang terkenal dengan syariat islam. Ada tradisi unik, yang dilakukan oleh masyrakat aceh dibulan rajab yaitu Teot apam ( Masak Apam). Tradisini unik ini, dilakukan biasanya dalam penyambutan isra miraj dan penyambutan bulan suci ramadhan.

Dimasak dengan menggunakan Kuali yang berbahan tanah liat, para ibu-ibu mulai menungkan adonan tepung beras, yang sudah terlebih dahulu dioleskan garam, agar adonan yang sudah matang tidak lengket dikuali tersebut. Dalam bahasa aceh kuali dikenal dengan sebutan Cuprok Tanoh. 

Dimasak dengan api yang menggunakan kayu bakar dan daun kelapa kering. Bukan tidak mau menggunakan gas, akan tetapi kayu bakar  dan daun kelapa kering dapat menimbulkan aroma yang begitu khas. 

para ibu-ibu, sesekali meniup api menggunakan pipa, agar adonan apam yang sudah dituangkan matang hingga mengering.

Makanan peunajoh indatu apam ini, rasanya memang tidak perlu diragukan lagi, rasa yang gurih yang berasal dari bahan yang digunakan berupa tepung beras yang dicampur dengan santan kelapa. 

Apalagi, dipadukan dengan manisnya kuah santan yang berisi pisang, ubi dan nangka, tentunya akan menambahkan kenikmatan yang khas.

perpaduan antara Apam dan kuah santan berbahan Ubi. sumber foto cookpad.
perpaduan antara Apam dan kuah santan berbahan Ubi. sumber foto cookpad.

Selanjutnya, Apam yang sudah matang dibagikan kepada warga disekitar sekaligus dimakan bersama sanak saudara maupun tetangga. Hal tersebut, merupakan wujud rasa syukur atas pemberian rezeki yang selama ini didapatkan.

Bahkan, perangkat desa menjadikan momen teut apam ini, ajang perlombana. dimana ibu-ibu dibagikan dalam beberapa kelompok, untuk memasak apam.

Dalam penilainan, tentunya dari keunikan bentuk  modifikasi apamnya dan rasanya yang lezat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun