Mohon tunggu...
Muhammad Rifqi
Muhammad Rifqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Homo Homini Lupus

27 September 2024   22:08 Diperbarui: 29 September 2024   22:26 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sartre berpendapat pertemuan dua manusia selalu menemukan cara menimbulkan sebuah konflik, meminjam istilah Thomas Hobbes bukunya De Cive mengatakan manusia sebagai "Homo Homini Lupus" yang artinya manusia adalah serigala bagi manusia lain. 

Suatu metafora simbolik yang menjelaskan sifat dan tabiat manusia yang kerapkali dapat berlaku kejam dan tega kepada sesama manusia. Terkadang demi kepentingan pribadi semua cara di lakukan, banyak kasus di sekitar kita kalau di cermati menggambarkan manusia sebagai "Homo Homini Lupus" Tersebut Bahkan pada  periode awal pencipataan manusia. 

Manusia sejati nya hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, segala tingkah laku manusia mengarah pada keinginan untuk berkuasa, sehingga akan menjurus pada peperangan untuk memperoleh kepentingan.

Secara alamiah manusia memang memiliki naluri kekerasan. Menurut Hobbes kekerasan terjadi karena tidak tersalurnya naluri seperti harapan, keinginan atau kehendak yang berlebihan tapi dengan alasan apapun kekerasan bukan suatu hal yg di benarkan dan harus dicegah, pun hal itu adalah salah satu naluri alamiah manusia

Tentu hal yang paling fundamental untuk mencegah kekerasan antar sesama tersebut adalah di butuhkan kesadaran dalam diri setiap manusia tentang penting nya sebuah perdamaian, dan kesadaran itu akan muncul apabila sering diberikan stimulus berupa nasihat atau pesan pesan damai baik yg bersumber dari paham keagamaan atau apapun yg bisa memberikan kesadaran akan pentingnya harmonisasi dalam kehidupan

Hari ini dia yang menjadi serigala entah besok atau lusa giliran kamu atau saya yang menjadi serigala. Sedikit kontroversial memang, akan tetapi gagasan empiris Hobbes relevan dengan kenyataan, namun tentu hal itu tidak lah absolut. 

Karena hal yg patut disyukuri adalah manusia di berikan akal dan pikiran untuk bisa memilah dan memilih harus menjadi apa : menjadi serigala atau menjadi manusia seutuh nya yang memanusiakan manusia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun