Stunting merupakan suatu kondisi dimanaanak balita mengalami gagal tumbuh yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronissehingga anak terlalu pendek jika dibandingkan dengan usianya. Di Indonesiasendiri, menurut data Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017, prevalensikejadian stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu memilikipersentase sebesar 29,6% dan jika dibandingkan dengan kelompok baduta yaitu sebesar20,1% (PSG, 2017). Balita yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kognitifyang tidak maksimal dan juga rentan untuk terkena penyakit infeksi sehingga dimasa depan akan mengurangi tingkat produktivitas di dalam hidupnya. Seorangbalita dikatakan mengalami stunting apabila memiliki panjang badan menurut umur(PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) menurut Kementerian KesehatanRepublik Indonesia (2010) adalah apabila memiliki nilai Z-scorenya kurang dari   -2 standar deviasi (pendek) dan kurang dari-3 standar deviasi (sangat pendek).
Stunting dapat disebabkan oleh multifaktor, bukan hanya karena faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamilataupun pada balitanya itu sendiri. Intervensi yang paling menentukan untukdapat mengurangi risiko yang dapat menyebakan  terjadinya stunting adalah denganmemperhatikan dengan baik pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anaktersebut. Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stuntingadalah karena praktik pengasuhan yang kurang baik, seperti anak yang diasuholeh ibu yang kurang memiliki pengetahuan terkait kesehatan dan gizi. Terdapatfakta yang menyatakan bahwa 60% dari anak usia 0 -- 6 bulan tidak mendapatkanakses untuk mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif (TNP2K, 2017). ASImemiliki peran penting dalam mencegah stunting pada balita, karena di dalam ASIsendiri terdapat zat gizi makro dan mikro yang berfungsi sebagai zat untukpertumbuhan dan perkembangan bagi tubuh, khususnya pada balita. Tetapi adabeberapa kasus yang dialami oleh ibu yang tidak bisa memberikan ASI kepadaanaknya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tidak dihasilkannyaASI oleh ibu ataupun sedikitnya ASI yang dihasilkan.Â
Sistem pengobatan saat ini sudahmengalami kemajuan seiring dengan perkembangan zaman. Banyak metode-metodepengobatan saat ini yang telah ada bahkan masih dalam tahap perkembangan untukmendapatkan hasil yang paling baik dan efisien. Tetapi metode pengobatan padasaat ini pula memiliki risiko terhadap pasien yang sedang ditanganinya, sepertimengalami cidera, gagal teknologi, kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, danlain-lain.
Banyaknya metode pengobatan saat initidak kalah canggihnya dengan sistem pengobatan pada masa Rasulullah SAW.Rasulullah memiliki sistem pengobatan yang berlandaskan kepada Al-Qur'an,sistem pengobatan ala Rasul ini memiliki istilah yaitu Thibbun Nabawi. Thibbun Nabawiadalah pedoman atau petunjuk Rasulullah dalam ilmu pengobatan yang Rasulullahgunakan dan direkomendasikan untuk orang lain yang bersumber dari Al-Qur'an danHadist (Al-Jauziyah, 2004). Pengobatan ala Rasulullah ini merupakan salah satumetode pengobatan komplementer dan alternatif. Pada saat sekarang ini mungkinbanyak orang yang tidak tahu mengenai ThibbunNabawi ini. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti semakinjatuhnya peradaban umat islam dan ditambah dengan perkembangan zaman yangmelahirkan teknologi medis yang lebih modern,sehingga banyak orang yang berpaling untuk memilih metode pengobatan yangmodern dibandingkan dengan pengobatan ala Rasul ini. Padahal di dalam Thibbun Nabawi sendiri terdapat berbagaimacam obat-obatan yang memiliki khasiat yang baik untuk tubuh dan tentunya aman.Selain  mendapatkan manfaat dari obatnyaitu sendiri, kita juga akan mendapatkan bonus pahala karena telah menjalankansebagian dari sunnah Rasul.Â
ThibbunNabawi meliputi banyak hal,diantaranya adalah madu, jinten hitam (Habbatussauda), air mawar, cuka buah,air zam-zam, kurma, bekam, ruqiah, danberbagai jenis makanan serta minuman lainnya yang bermanfaat dan menyehatkanbagi tubuh. Habbatussauda merupakan salah satu pengobatan alami ala Rasulullahdan sangat dianjurkan, sesuai dengan sabda Nabi yang artinya "Sesungguhnya habbatussauda ini merupakanobat dari semua penyakit, kecuali dari penyakit assamu".Aku (yakni Aisyah Radhiallahu'anha)bertanya: "Apakah assamu itu?" Beliaumenjawab: "Kematian" (Al-Bukhari,1969). Thibbun Nabawi dalam Rinanto(2015) menyebutkan bahwa salah satu manfaat dari habbatussauda adalah dapatmenghentikan dahak, mengusir angin, mencegah terjadinya sesak napas, danlain-lain.Â
Habbatussauda juga dikenal memilikimanfaat untuk meningkatkan produksi ASI. Hal ini dikarenakan di dalamhabbatussauda nya sendiri terdapat suatu kombinasi unsur lipid dan strukturhormon. Selain itu habbatussauda juga mengandung ariginin yang penting bagipertumbuhan balita. Ada berbagai penelitian yang mengemukakan terkait khasiathabbatussauda untuk meningkatkan produksi ASI, salah satunya adalah penelitianyang dilakukan oleh Agarwahl pada tahun 1979. Ia mengatakan bahwa ekstrakminyak habbatussauda dapat meningkatkan volume ASI pada ibu. The university of Potchefstrom padatahun 1989 juga mengungkapkan bahwa kombinasi dari bagian lipid dan strukturhormon yang ada di dalam habbatussauda dapat meningkatkan aliran ASI,menstimulasi sumsum tulang dan sel imun, meningkatkan produksi interferon,melindungi sel dan mencegah perusakan akibat virus, menghancurkan sel tumor,serta meningkatkan jumlah antibodi yang memproduksi sel B (Ernawati, 2019).
Selain dapat meningkatkan volume ASIbagi ibu menyusui, habbatussauda juga memiliki khasiat lain untuk ibu hamilyaitu : (a) Untuk melancarkan ASI, dimana terdapat suatu koordinasi antaralemak dan hormon yang terdapat di dalam habbatussauda nya itu sendiri sehinggabisa memperlancar aliran ASI; dan (b) Sebagai tambahan nutrisi bagi ibu hamil,ketika masa pertumbuhan, anak memerlukan nutrisi yang lebih untuk meningkatkansistem imunitas tubuh secara keseluruhan. Di dalam habbatussauda juga terdapatkandungan omega 3, omega 6, dan omega 9 dimana semua nutrisi tersebut dapatmembantu perkembangan jaringan pada otak balita dan janin (Ernawati, 2019).
Minyak habbatussauda juga bermanfaatuntuk menyembuhkan luka pada puting yang berkhasiat sebagai anti radang danpenyembuh luka. Minyak habbatassauda juga aman jika tertelan oleh bayi ketikasedang menyusui. Selain untuk meningkatkan volume ASI, habbatassuda jugamemiliki peranan sebagai anti bakteri dan anti jamur. Kristal nigelon danarganin yang befungsi sebagai stabilisator dalam sistem imunitas pada tubuhpada saat masa pertumbuhan. Kedua zat tersebut berfungsi untuk menekanantihistamin sebagai penyebab asma, bronkhitis, dan alergi (Yulianti danJunaedi, 2011).Â
Tidak bisa dipungkiri memang carapengobatan ala Rasulullah ini sangat bermanfaat ketika kita terapkan. Selainmendapatkan manfaatnya, kita juga akan mendapatkan pahala yakni sebagai bentukkita dalam menjalankan salah satu sunnah Rasul. Setelah dijelaskan beberapauraian mengenai bagian dari ThibbunNabawi yaitu habbatassauda sebagai metode alami untuk menekan jumlahstunting. Karena manfaat dari habbatassauda itu sendiri untuk menambah danmelancarkan volume ASI pada ibu, sehingga ibu tersebut dapat memberikan ASIkepada anak balitanya dengan maksimal yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang (PGS)sehingga kebutuhan gizi anak tersebut dapat terpenuhi. Selain itu, di dalamhabbatussauda juga terdapat suatu zat yang dapat memicu untuk pembentukanimunitas tubuh, dimana ketika bayi yang dilahirkan memiliki berat badan rendah(BBLR) yang berpotensi untuk terkena stunting, tetapi akan mendapatkanperlindungan dari ASI ibu tersebut.
Sebagai umat Islam dan khususnya kitasebagai calon tenaga kesehatan masyarakat, sudah sepatutnya kita meneruskan danlebih mengkaji lagi mengenai metode ThibbunNabawi ini. Karena selain mudah untuk diterapkan, ini juga bagian darisunnah Nabi yang apabila bagi siapa saja yang menjalankannya maka akan bernilaipahala. Semakin banyak yang menerapkan metode Thibbun Nabawi, maka sedikit demi sedikit nama Islam pun akan munculkembali sebagai pionir dalam bidang kesehatan seperti masa keemasan Islam padamasa lalu.Â
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jauziyah, Ibn Qayim.(2007). Metode Pengobatan Nabi SAW.Jakarta : Griya Ilmu.Â
Ernawati, Lia. (2019). Khasiat Top Susu Unta, Jinten Hitam, DanGingseng. Cetakan 1, Yogyakarta : Laksana.Â
Fatahilah, Muhammad.(2016). Khasiat Pengobatan Thibbun NabawiDi Kota Pontianak. Jurnal Online Mahasiswa Arsitektur UniversitasTanjungpura. Vol. 4, No. 2. (Available From :Â https://media.neliti.com/media/publications/206090-klinik-pengobatan-thibbun-nabawi-di-kota.pdf, accessed on Friday, 27 December 2019 at 3.54 P.M)Â
Ihsan, Muhammad.(2016). Pengobatan Ala Rasulullah SAWSebagai Pendekatan Atropologis Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing KecamatanSakra Barat. Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan. Vol. No. 2, Hal:152 -- 154. (Available From :Â http://media.neliti.com/media/publications/223777-pengobatan-ala-rasulullah-saw.pdf, accessed on Friday, 27 December 2019 at 4.00 P.M)
Kemenkes RI. (2017). Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017.Kementerian Kesehatan RI.Â
Kemenkes RI. (2010). Standar Antropometri Penilaian Status GiziAnak. Kementerian Kesehatan RI.Â
Sekretaris WakilPresiden Republik Indonesia. (2017). 100Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). TimNasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Yulianti, Sufrida danEdi Junaedi. (2011). Sembuhkan PenyakitDengan Habbatussauda (Jinten Hitam). Jakarta : PT. Agro Media Pustaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H