Mohon tunggu...
mhkhd
mhkhd Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan IPS Universitas Negeri Surabaya

Saya merupakan seorang mahasiswa yang suka dengan isu-isu hangat di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ijazah Typo, Sarjana Melongo

13 Oktober 2023   08:14 Diperbarui: 13 Oktober 2023   08:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mendapat gelar sarjana tentu merupakan impian bagi banyak orang. Namun, untuk mendapat gelar sarjana juga bukanlah hal yang bisa dibilang mudah. Seseorang yang menginginkan gelar sarjana harus mengorbankan waktu, usaha dan dedikasinya yang sangat banyak. Tetapi dengan usaha yang sangat banyak tersebut akan membawa seseorang dalam kemudahan dalam mencari pekerjaan. Banyak yang bilang, dengan gelar sarjana akan membuat seseorang memiliki masa depan yang cerah. Contoh saja pegawai negeri sipil yang rata-rata merupakan seorang sarjana. Hal tersebut membuat banyak sekali orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar sarjana tersebut

Namun akhir-akhir ini sedang viral di media sosial, salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Timur menggagalkan mimpi sarjananya untuk menjadi seorang Calon Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (CASN P3K). Hal tersebut diungkapkan oleh alumni dari PTN tersebut melalui cuitan di akun twitternya bernama @BAKPKbobrok. Permasalahan bermula ketika pemilik akun tidak bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi tes CASN P3K. Padahal ijazah cetak yang diterimanya sudah benar dan sesuai dengan data pribadi dan data dapodik yang ada.

Setalah mencoba diverifikasi dan ditelusuri, hal mengejutkan terjadi. Ternyata ijazah yang selama ini diberikan oleh pihak kampus tidak ditemukan. Himbauan muncul dengan perintah untuk mengecek SIVIL (E-ijazah yang diterbitkan oleh perguruan tinggi tersebut). Tentu saja hal tersebut membuat panik. Berbagai upaya dilakukan untuk mencari sumber kesalahan yang membuat ijazah yang diterima tersebut bermasalah.

Ujung ke ujung telah ditelusuri dan barulah terkuak satu permasalahan yang membuat ijazah tersebut bermasalah. Satu kesalahan yang membuat masalah besar muncul ialah salahnya penulisan program studi yang ada di SIVIL. Program studi yang seharusnya ditulis sebagai "S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA" di SIVIL malah tertulis "S1 PENDIDIKAN TAT BUSANA". Karena adanya kesalahan penulisan dalam SIVIL tersebut menjadikan data tidak sinkron dengan data dapodik yang ada. Sehingga pemilik akun tersebut tidak bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti test CASN P3K.

Hal tersebut ternyata tidak bisa diatasi dengan cara sendiri, sehingga membuat pemilik akun tersebut meminta bantuan kepada BAKPK (Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerja Sama) kampusnya guna menindak lanjuti pemasalahan yang dialaminya. Akan tetapi kenyataan berkata lain. Tehitung sejak dihubungi pertama kali pada hari Jumat (6/10) hingga cuitan ini naik di twitter (10/10), birokrasi perguruan tinggi yang dihubungi tidak ada balasan sedikitpun.

Tentu hal tersebut membuat pemilik akun naik darah dan membuatnya untuk bergegas datang langsung ke perguran tinggi untuk mengoreksi. Setelah berhasil menemui petugas BAKPK, hal mengejutkan lagi-lagi dialami oleh pemilik akun. Dengan singkat petugas BAKPK mengatakan bahwa data tersebut tidak bisa dirubah dan sulit diupayakan karena prosesnya yang sulit dan rumit. Petugas BAKPK juga berdalih jika pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada masalah. Namun kenyataanya sinkronasi ijazah dengan SIVIL ini baru muncul pada tahun 2023 sehingga permasalahan ini tidak muncul pada tahun-tahun sebelumnya.

Mengapa birokrasi perguruan tinggi negeri bisa seperti ini? Padahal perguruan tinggi negeri yang dimaksud juga perguruan tinggi negeri yang sangat ternama di Jawa Timur. Apalagi pihak birokrasi juga sudah mengetahui hal tersebut sejak lama. Lantas mengapa tidak kunjung diperbaiki? BAKPK yang seharusnya bertanggung jawab dalam tugasnya untuk memberikan layanan di bidang akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan kerja sama justru lepas dari tanggung jawabnya. Apabila SIVIL tersebut juga tidak kunjung diperbaiki lantas bagaimana masa depan mereka? Gelar sarjana yang sangat diidam-idamkan dan diharapkan dapat mempermudah dalam mencari pekerjaan ternyata tidak berguna karena ulah birokrasi yang tidak mau bertanggung jawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun