Mohon tunggu...
Muhammad Hifakrullah
Muhammad Hifakrullah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jika memerlukan komunikasi dengan saya silahkan kontak : muhammadhifakrullah1503@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kelas Ramai? Pakai Metode Ini Saat Mengajar!

18 November 2022   09:40 Diperbarui: 18 November 2022   09:57 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelas gaduh saat pembelajaran adalah situasi yang sangat melelahkan bagi para pendidik, terlebih ketika siswa menjadi sangat aktif. Biasanya siswa mengobrol dengan teman sebangku atau memainkan sesuatu yang ada di bangku mereka. Kemudian guru akan menarik perhatian biasanya dengan mengetuk meja atau bertepuk tangan, menunjuk siswa yang ramai, dan meminta mereka untuk diam. Guru beralasan bahwa suara mereka dapat mengganggu kelas lain. Ya... ini adalah hal yang biasa kita temui dalam pembelajaran. Hal ini mungkin bisa menjadi opsi dari guru untuk menenangkan atau menarik perhatian siswa untuk fokus lagi. 

Hal ini penulis alami secara langsung saat melakukan program Pengenalan Lapangan Persekolahan di SDN Karangtengah 1 Kota Blitar. Penulis mengisi salah satu kelas yang siswanya memang terkenal sangat ramai. Pengalaman pertama yaitu penulis merasa sangat kesulitan untuk mengatur kelas. Mereka sangat suka untuk mengobrol dengan temannya, yang secara langsung membuktikan bahwa penulis gagal merancang pembelajaran yang menarik. 

Salah satu guru memberikan masukan bahwa terkadang kita bisa membuat siswa diam misalnya: Dengan bertepuk tangan, atau menggunakan Tepuk Diam, atau yang lain. Tapi hal ini hanya membuat siswa untuk diam sesaat, dan akan kembali gaduh 30 detik kemudian. Beliau berpendapat bahwa kita harus menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa aktif sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk tidak memperhatikan setiap hal yang disampaikan guru.  Hal ini didapat beliau dari membaca salah satu artikel yang dibuat oleh Winarno Surakhmat yang berjudul kuda haus. Intinya untuk mengajarkan siswa, siswa harus dibuat seperti kuda haus yang berusaha untuk mencari minum.

Hal ini membuat penulis merancang pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif yaitu melalui model pembelajaran Game Based Learning. Ya, pembelajaran berbasis game. Siswa usia sekolah dasar memang senang bermain game, sehingga hal ini bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. 

Pada kesempatan kedua, penulis mengajar mata pelajaran Seni untuk kelas 4 yang mana sudah menggunakan kurikulum merdeka sehingga muatannya sudah dipisah tidak seperti tematik. Kelas 4 terdiri dari 26 siswa, penulis bagi menjadi 4 kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Penulis meminta mereka untuk menggambar sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Satu siswa diberikan kesempatan 4 menit untuk menggambar kemudian dilanjutkan temannya yang lain. Pembelajaran berlangsung sangat seru, siswa yang bisanya ramai tidak jelas, menjadi lebih hening dan kondusif. Tentulah beda antara ramai yang tidak berarah dengan ramai yang menunjukkan siswa tertarik pada pembelajaran.

Penulis berkesimpulan bahwa siswa yang ramai terkadang tidak berarti mereka nakal, namun hal tersebut bisa menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang berlangsung itu kurang menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun