Pandemi dan praktikum adalah dua hal berbeda yang berada pada dua sisi berlawanan. Praktikum berada pada sisi rencana pembelajaran saat normal yang akan dilakukan, sedangkan pandemi dari sisi sebelahnya yang menghambat pelaksanaan pembelajaran. Jika kita memang merencanakan praktikum sederhana nan aman, maka tips ini boleh dicoba.
Praktikum biasanya dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran tatap muka. Dengan format ini, guru dan tim akan lebih mudah dalam membina kegiatan praktikum. Terlebih dalam praktikum, kita sudah tahu bersama begitu banyak hal yang pokok.
Selain memastikan prosedur keselamatan dilaksanakan, tim pembina praktikum juga harus menyiapkan kebutuhan praktikum. Beberapa hal pokok yang dibutuhkan dalam praktikum adalah, alat-alat, bahan-bahan, panduan praktikum, bahkan bisa juga media presentasi.
Ketika situasi dalam keadaan normal, mungkin saja kebutuhan itu dapat disediakan dengan mudah. Tetapi pandemi bukanlah hambatan biasa, dialah ancaman keselamatan yang tidak nampak dalam pandangan kita. Sehingga banyak hal perlu disesuaikan karena belum terkendalinya.
Pembelajaran sains (IPA) sangat identik dengan praktikum dan demonstrasi. Kebutuhan akan praktikum ini membuat semua sekolah jenjang SMP dan SMA harus memiliki laboratorium. Sudah tentu itu menjadi bukti kuat bahwa praktikum penting untuk menunjang pemahaman peserta didik terhadap apa yang diajarkan oleh guru.
Bagaimana dengan praktikum di saat adanya ancaman pandemi ini? Kemungkinan besar praktikum ditiadakan atau ditunda. Mengingat tidak mungkin melakukannya dalam format tatap muka, dan tidak mendukung pula jika dilakukan dalam format online.
Saat ini kita lebih banyak berkutat dengan bagaimana kelangsungan pembelajaran yang umumnya dilaksanakan. Masalah ini saja belum bisa diselesaikan dengan baik. Kendalanya sangat banyak, karena membutuhkan kerja sama yang baik dari banyak pihak.
Sekolah yang sudah selesai dengan permasalahan tersebut tentunya akan bisa berbuat lebih. Jika diinginkan pembelajaran yang lebih lengkap layaknya di waktu normal, sekolah tersebut dapat mencoba praktikum mandiri. Apakah ini bisa dilakukan dengan mudah?
Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. Untuk itu perlu dipilihkan topik-topik yang memungkinkan untuk dipraktikkan secara mandiri di rumah atau di lingkungan sekitarnya. Ini menjadi kunci keberhasilan, ketersediaan kebutuhan praktikum yang mudah akan membuat peserta didik bisa mencoba sendiri praktikum sederhana tersebut.
Topik yang dipilih haruslah topik yang tidak membahayakan keselamatan. Misalnya saja, topik pengukuran untuk mata pelajaran fisika. Praktikum dapat dilakukan dengan menggunakan alat dan bahan yang ada disekitar mereka.
Peserta didik dapat mencoba mengukur panjang buku, pulpen atau perlengkapan sekolah lainnya dengan menggunakan penggaris yang mereka miliki. Hal ini tentu akan mudah dilakukan. Begitupun dengan topik yang lain, yang penting tidak membahayakan keselamatan dan tetap dalam protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.