Mohon tunggu...
Muhammad Hilmy Harizaputra
Muhammad Hilmy Harizaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

Muhammad Hilmy Harizaputra atau kerap disapa Hilmy merupakan manusia sederhana yang memiliki cita-cita sebagai penyunting cerita. Hobinya membaca karya fiksi, menonton film, mendengarkan musik, bermain sepakbola, futsal, tenis meja, bulu tangkis, voli, dan bermain gim.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Setidaknya Kabari Pakai Stiker Emotikon!

8 Desember 2024   17:05 Diperbarui: 8 Desember 2024   17:06 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
10 Stiker Emotikon Silent Treatment (Sumber: Ayutria Eka Putri, Muhammad Hilmy Harizaputra, Nazwanti Siti Anjani)

Pasangan bukan cenayang, dukun, atau semacamnya. Silent treatment, cara yang salah untuk menanggapi masalah dalam suatu hubungan. Kasusnya banyak tertera di dunia maya, bisa dicari kapan saja sebab hampir setiap orang pernah mengalami. Membuka media sosial X, keluar postingan tentang seorang istri didiamkan suaminya selama dua bulan karena sebab yang tidak diketahui. Tentulah tidak tahu, ia bukan cenayang, dukun, atau semacamnya yang bisa menebak-nebak apa yang dirasakan suaminya. Entah ketidaksukaannya pada sesuatu, kemarahannya pada sikap tertentu, dan lain sebagainya–tidak akan ada yang tahu kalau dia hanya diam saja.

Stiker Emotikon, Solusi Silent Treatment

Masalah ini tak hanya sekali kejadian, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, hampir setiap orang pernah mengalami silent treatment. Silent treatment membuat korbannya merasa khawatir sendiri dan frustasi sebab ketidaktahuan akan masalah yang tengah menegang. Sementara bagi pelaku, silent treatment mungkin dijadikannya sebagai pereda emosi agar ledakan murka tidak sampai lepas dari mulut. Walaupun sebenarnya, korban tetap mengharapkan terjalinnya komunikasi yang baik dibanding si pelaku diam saja. Oleh karena itu, lahirlah solusi untuk para pelaku silent treatment, berupa stiker emotikon silent treatment.

Solusi ini tidak semerta langsung menghilangkan, tetapi hanya mengurangi saja. Adanya stiker emotikon silent treatment, setidaknya mengurangi ketegangan hubungan dan kekhawatiran yang dirasakan korban. Sebagaimana namanya, stiker emotikon ini merepresentasikan sikap pelaku silent treatment yang bicaranya sedikit sengaja diirit-irit. Bagi pelaku, stiker emotikon ini dapat berfungsi sebagai simbol komunikasi yang dapat membantu menyampaikan perasaan emosional dan pengalaman yang sulit diekspresikan secara verbal. Hal ini sempat disinggung dalam epilog buku Semiotik dan Kajian Wacana Interaktif di Internet karya Aceng Ruhendi Saefullah, yakni “Setiap Tanda Selalu Menjanjikan Makna”. Artinya, melalui tanda atau simbol stiker emotikon, makna yang dicari akan dapat mudah dipahami.

Pemakaian Tanda dalam Stiker Emotikon

Suami yang melakukan silent treatment terhadap istrinya memanglah salah, lebih khusus dalam pemakaian tanda. Hal yang mesti diingat adalah semua adalah tanda, yang boleh jadi, tak ada yang sia-sia (Saefullah, 2019). Semua yang suami itu lakukan merupakan sebuah tanda, sikap diamnya merupakan tanda tanya yang membuat istrinya kebingungan. Stiker emotikon silent treatment dapat membantu memberikan tanda yang membuat istrinya lebih tenang–sebab ada kejelasan yang dikomunikasikan via chat. Harapannya dapat meredakan ketegangan dalam hubungan hingga menjadi damai dan sehat kembali.

Stiker emotikon yang dibuat ini disandarkan pada teori semiosis Peirce. Berlandaskan teorinya, Peirce menyatakan bahwa suatu tanda berfungsi dalam memahami realitas serta penggunaannya dalam praktik sehari-hari (pragmatisme). Peirce mengaitkan semiotikanya dengan filsafat pragmatisme, yang menekankan pentingnya konsekuensi praktis dalam pemaknaan. Bagi Peirce, makna tanda tidak hanya terletak pada hubungan statis antara tanda dan objek, tetapi juga bagaimana tanda itu digunakan dan ditafsirkan dalam konteks kehidupan nyata. Artinya, tanda mendapatkan maknanya melalui tindakan dan akibat yang dihasilkan oleh penggunaannya dalam konteks tertentu. Stiker ataupun emotikon seringkali dipakai dalam percakapan media sosial, gunanya sebagai tanda yang mewakili perasaan suatu individu sehingga maksud penyampaiannya dapat lebih mudah dipahami oleh individu lain.

Makna Stiker Emotikon Silent Treatment 1 (Sumber: Ayutria Eka Putri, Muhammad Hilmy Harizaputra, Nazwanti Siti Anjani)
Makna Stiker Emotikon Silent Treatment 1 (Sumber: Ayutria Eka Putri, Muhammad Hilmy Harizaputra, Nazwanti Siti Anjani)

Makna Stiker Emotikon Silent Treatment 2 (Sumber: Ayutria Eka Putri, Muhammad Hilmy Harizaputra, Nazwanti Siti Anjani)
Makna Stiker Emotikon Silent Treatment 2 (Sumber: Ayutria Eka Putri, Muhammad Hilmy Harizaputra, Nazwanti Siti Anjani)

Stiker Emotikon Hanya Langkah Perdana

Adanya stiker emotikon silent treatment, setidaknya membuat komunikasi tetap berjalan walau hanya sedikit. Ini memang baru langkah awal. Akan tetapi, setidaknya dengan mengabari, pasangan Anda tidak perlu khawatir lagi. Memang juga mesti terus diingat. Walau ada solusi yang diberi, tetap saja pelaku harus menghentikan sikap silent treatment ini sendiri pada kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun