JANGAN ASAL PERCAYA DENGAN TEMAN
Kita sebagai manusia memiliki identitas sebagai makhluk sosial, dimana kita saling berkomunikasi dan berinteraksi baik dimulai dari individu kepada individu, individu kepada kelompok, maupun kelompok kepada kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ya…., kita itu emang butuh yang Namanya teman dalam hidup kita, untuk bisa berkomunikasi dalam mencapai tujuan yang kita inginkan, kita tidak bisa hidup secara sendiri dalam mencapai tujuan kita tanpa bantuan orang lain.
Dalam kehidupan kita, semua orang bisa dijadikan teman, namun kita harus bijak dalam memilih teman yang mungkin akan kita jadikan sahabat yang kita sangat percayai baik dalam hal privasi kita atau yang sensitive terhadap diri kita. Sahabat yang sangat kita percayai untuk selama ini diantaranya itu ya…. keluarga kita, baik dari orang tua maupun dari keluarga kerabat yang kita percayai, bukan semua saudara kita ya, yang terkadang saudara kita itu, hanya melihat suatu keberhasilan dari semua penderitaan yang kita lalui, tanpa mereka itu merasakan suatu penderitaan yang kita alami.
Tapi hari demi hari berlalu dan dijalani, semua yang dari tahap anak-anak menjadi remaja dan dari remaja menjadi dewasa, tentu dalam melalui fase kedewasaan ini banyak sekali rintangan yang harus kita lalui, baik itu kita mulai dari Pendidikan yang jauh terhadap orang tua maupun ada yang sebagian fase dewasa ini dilalui dengan cara bekerja. Semua orang dengan caranya sendiri tapi memiliki tujuan itu yang mencapai suatu kebahagiaan.
Nah dalam menjalani kehidupan ini kita harus pandai dalam memilih teman dan kita harus bijak dalam mempercayai teman-teman kita, karena menurut penulis banyak tipe teman dalam hidup ini. Diantaranya :
- Teman yang tau dengan kondisi kita, dan benar-benar tau dengan perasaan kita.sehingga teman tersebut tidak ingin melukai hati orang yang sudah mempercayai-Nya dan menyimpan segala hal yang sensitive dengan diri temannya. Dan satu lagi teman ini bisa memberikan hal-hal positif terhadap diri kita yang mengingatkan mana yang baik dan mana yang buruk terhadap kita serta mengajak pada jalan kebaikan. Biasanya teman seperti ini disebut dengan Sahabat dan Keluarga
- Teman yang hanya ingin tau tentang kondisi kita, tapi begitu waktu yang berlalu hal apa yang sudah kita percayai, akhirnya dibuka semuanya oleh teman kita dengan cara bercerita dengan orang lain dengan cara menggosipkan, hanya untuk mendapatkan tema bercerita dengan sesamanya demi ketawa kecil untuk bahagia dan biasanya teman ini disebut dengan Pengkhianat
- Teman yang hanya ingin mendengarkan saja tapi tidak ingin peduli dan tidak bisa mengasih pendapat, dia hanya sebagai Pendengar Yang Baik, tapi tidak ingin menceritakan hal sensitive yang tau terhadap temannya, kepada orang lain. Seperti dia menganggap masalah orang lain itu seperti angin yang berlalu. Tapi bedanya teman tipe ini, dia tidak tau dengan perasaan kita, dan juga tidak ingin membocorkan hal negative tapi kita juga tidak akan tau juga sewaktu-waktu dia bisa membocori hal negative kita.
Kita sebagai manusia itu harus pandai dan bijak dalam memilih teman didalam Al-Qur’an pun terdapat 23 ayat yang menjelaskan tentang pertemanan. Diantara ayat Al-Qur’an yang tegas tentang memilih teman yairu Q.S Al-Furqan ayat 27-28.
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا
Artinya “ Dan (Ingatlah) pada hari (Ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata. “Wahai! Sekiranya dulu, aku mengambil jalan bersama Rasul.
Dilanjutkan dengan ayat 28
يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
Artinya “Wahai, celaka aku! Sekiranya dulu aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku
Latar belakang turunnya ayat ini terdapat pada salah satu kitab Tafsir al-Azhar jilid 7 halaman 5026 yaitu menceritakan tentang seseorang yang salah dalam memilih teman, dimana kisah ini terjadi di zaman Rasulullah.