Sesuatu yang kelihatannya buruk. Apakah tidak ada kebaikan sama sekali pada peristiwa tersebut? Bukankah Tuhan itu Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang? Kalau demikian apakah mungkin Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang itu memberikan keburukan pada kita? Jawabnya tentu saja sangat tegas: Tidak Mungkin.
Karena itu kalau kita menghadapi hal yang buruk, maka hal itu sesungguhnya merupakan perintah kepada kita agar terus mencari, terus menjelajahi, terus mempelajari dan terus mengeksplorasi. Apa makna dibalik kejadian tersebut. Pasti ada kebaikan di dalamnya. Saya berani mengatakan seperti ini karena hal ini sesungguhnya merupakan janji Tuhan, dan Tuhan itu tak pernah mengingkari janjinya.
Bersyukur tidak berhenti pada menerima apapun yang diberikan Tuhan, sambil meratapinya sebagai nasib yang perlu dijalani dan disyukuri. Itu namanya bukan bersyukur. Ciri orang yang bersyukur adalah memanfaatkan hadiah (apapun itu) yang diberikan olehNya dengan mengeksplorasi semaksimal mungkin. Tanpa keinginan dan kemauan untuk mengeksporasi, kita tidak akan memahami maksud Sang Pemberi hadiah.
Saat kita mampu menemukan semua maksud baik yang tersembunyi di balik hadiah-hadiah yang kita terima, dalam keadaan apapun, kita pasti akan menjadi orang yang paling berbahagia di dunia ini.
Semoga teman-teman dapat selalu menjadi orang yang berbahagia dalam keadaan apapun, dengan bersyukur yang memiliki dua dimensi (acceptance dan exploration).
(Dimbil dari buku happiness café karya arvan pradiansyah)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H