Prinsip Prinsip Filsafat Dakwah
a. Pengertian Filsafat Dakwah
Filsafat dakwah terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan dakwah.Filsafat dakwah berasal dari kata yunani yaitu philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan filsafat merupakan bidang pemikiran manusia yang paling penting karena bercita-cita untuk
mencapai makna hidup paling hakiki. Meskipun bagi sebagian orang cara berpikir dalam ilmu
filsafat dipandang sebagai suatu hal yang berbelit-belit dan membosankan. Cara berpikir dalam
ilmu filsafat terbilang sangat membuka wawasan, pemikiran-pemikiran dasar yang
dikemukakan para filsuf dahulu juga masih menjadi rujukan dalam melihat berbagai masalah
yang muncul di dunia modern. Tak salah jika ilmu filsafat dikatakan sebagai ilmu tentang
bagaimana pencarian makna dalam berbagai macam .
Sedangkan Dakwah secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu da'a-yad'i-da'watan
yang berarti memanggil, menyeru, mengajak. Pengertian tersebut sesuai dengan QS. Yunus
ayat 25. Kata dakwah disebut sekitar 198 kali dalam Al-Quran yang tersebar dalam 176 ayat
dan 55 surah. Secara istilah banyak para ahli yang memberi definisi dakwah salah satunya
menurut Andy Dermawan dakwah adalah seruan atau ajakan kepada suatu individu atau
kelompok untuk mengikuti ajaran Islam dan nilai-nilai Islam, kepada individu yang non
muslim maka dakwah adalah mengajak mereka untuk memeluk Islam, dan kepada umat Islam
maka dakwah adalah mengajak mereka untuk menyempurnakan keislamannya.
Prinsip-prinsip filsafat dakwah merujuk pada fondasi pemikiran dan nilai-nilai yang menjadi landasan dalam aktivitas dakwah, yakni penyebaran ajaran Islam.
1. Kebenaran (Al-Haq) dan Ilmu Komunikasi
Prinsip kebenaran dalam dakwah dapat diintegrasikan dengan teori komunikasi, terutama dalam hal penyampaian pesan yang jelas, akurat, dan tepat sasaran. Misalnya, melalui communication clarity (kejelasan komunikasi) dan message framing (kerangka pesan), pendakwah dapat menyampaikan kebenaran Al-Qur'an dan Hadis dengan metode yang mudah dipahami oleh berbagai audiens. Ilmu komunikasi juga membantu dalam memahami bagaimana manusia merespon pesan, yang dapat meningkatkan efektivitas dakwah.
2. Hikmah (Kebijaksanaan) dan Psikologi
Prinsip hikmah dalam dakwah sangat berkaitan dengan pemahaman psikologi audiens. Psikologi sosial dan psikologi komunikasi dapat memberikan wawasan tentang bagaimana mempengaruhi, memotivasi, dan memahami perilaku audiens, sehingga dakwah dilakukan dengan penuh kebijaksanaan. Penerapan teori psikologi, seperti teori motivasi dan perubahan perilaku, membantu pendakwah dalam menyampaikan pesan sesuai dengan tingkat pemahaman dan kondisi emosional audiens.
3. Adil dan Teori Keadilan Sosial
Prinsip keadilan dalam dakwah dapat dipadukan dengan teori keadilan sosial dalam ilmu sosial dan politik. Dakwah yang berkeadilan harus memperhatikan kesetaraan, keadilan distribusi sumber daya, dan hak-hak asasi manusia. Dalam konteks ini, teori John Rawls tentang "Justice as Fairness" atau teori distributive justice bisa menjadi rujukan dalam membahas bagaimana dakwah dapat membantu mengatasi ketimpangan sosial.
Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip filsafat dakwah dengan teori-teori keilmuan, dakwah dapat terus relevan, responsif terhadap perkembangan zaman, dan lebih mudah diterima oleh masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H