Mohon tunggu...
Mhd Febrianto
Mhd Febrianto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media dan Wacana

19 Mei 2017   01:14 Diperbarui: 19 Mei 2017   01:35 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media dan Wacana

Assalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh, Selamat Pagi, Bonjour dan Salam sejahtera untuk para pembaca. Hari ini saya mohfe akan berbagi cerita tentang materi Media dan Wacana. Bagi kalian yang berada dibidang komunikasi tentu akan memahami materi ini. Namun, bagi mereka yang awam mungkin masih tabu mendengar Media dan Wacana. Tetapi, secara common sense arti media lah yang begitu dipahami. Media adalah televise-televisi yang setiap hari mereka konsumsi, sebagai contoh saat melihat satu kejadian yang menganggu pikirannya beberapa masyarakat akan mengatakan “aaah pengaruh media nih, dan lain-lain. Dan tidak mengetahui maksud dari Wacana. Padahal saat mereka nonton televisi juga disuguhi oleh berbagai wacana yang diagendakan oleh media. Entah itu media cetak dan media elektronik. Penentuan akan wacana yang ditetapkan menjadi penting karena akan berpengaruh terhadap perhatian masyarakat terhadap isinya.

Nah, berangkat dari kasus tadi saya akan mencoba berbagi tentang Media dan Wacana. Apakah Media dan Wacana itu? Bagaimana Hubungan kedua padanan kata tersebut? Kenapa sih dengan wacana itu? Apa pentingnya wacana bagi media atau sebaliknya? Apa dampak yang akan ditimbulkan kedepannya? Dan dengan meledaknya new media bagaimana peran wacana? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan muncul kalau mendengar sesuatu yang tabu. Dan bagi mereka yang konsen di bidang komunikasi ini adalah makanan utamanya, salah satunya untuk memahami yang muncul di media.

Berawal dari arti Media menurut KBBI adalah Alat atau sarana komunikasi diantara dua pihak, yang biasa disebut perantara. Kemudian menurut para ahli media adalah segala betuk dan saluran yang digunakan untuk meyampaikan informasi atau pesan. Yaitu bentuk jamak dari “medium” yang memiliki arti perantara. Dari kedua penjelasan berikut menandakan bahwa media adalah alat atau sarana perantara diantara dua orang untuk melakukan komunikasi perpindahan pesan.

Sementara itu Wacana menurut KBBI yaitu Komunikasi Verbal, percakapan. Kemudian bagi salah satu ahli mengatakan bahwa Wacana berarti komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan dapat juga diartikan Risalat tulis, disertasi formal, ceramah dan khotbah (Webster, 1983: 522).

Maka, melalui arti dari media dan wacana berarti pemaknaan isi media berupa kata-kata, ekspresi ide yang tersampaikan oleh media sebagai alat komunikasi massa terhadap masyarakat. Jadi, bentuk fisik dari adanya wacana adalah konteks-konteks yang ditonjolkan dan dibahas di dalam teks dari media. Semisal, pada media televisi terdapat berita yang berisi tentang pembahasan mengenai Penodaan Agama, disini para pelaku media menyusun bagaimana cara untuk mempengaruhi pendapat masyarakat mengenai kasus tersebut melalui teks-teks dan simbol-simbol yang terdapat didalamnya. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada orang lain. Contoh seseorang meng-update hanya bergambar kopi dan rumah beserta emoji awan mendung di akun media sosialnya (Instagram, line, Path, atau Whatsapp), tentu bagi orang awam akan kesulitan untuk memahaminya. Namun, bagi pelaku komunikasi tentu akan memiliki dua makna. Pertama, memiliki makna bahwa si dia sedang minum kopi di rumah saat awan mendung. Kedua, memiliki makna kalau si dia ingin minum kopi di tempat mengopi setelah hujan datang. Nah, disinilah pemaknaan dari teks yang disampaikan oleh si dia kepada orang lain melalui new media dalam bentuk simbol-simbol. Karena memang bagiannya yang berusaha memberikan penjelasan terhadap makna yang tersembunyi didalam teks media, dalam hal ini adalah new media.

Kemudian, dengan adanya pembahasan mengenai Media dan Wacana disini tentu akan berdampak pada masyarakat untuk lebih dapat memahami makna dari pemberitaan di media, terutama pada new media. Agar tidak lagi common sense dalam memahami medianya. Karena, karakter dari wacana itu sendiri, diantaranya:

  • Lebih bersifat kualitatif, oleh karenanya akan membahas dan mencoba memahami pesan-pesan yang tersembunyi
  • Kemudian fokusnya adalah pada pertanyaan tetang “bagaimana ia dikatakan”.
  • Dan tidak bermaksud untuk menggeneralisasi. Karena peristiwa selalu bersifat unik, karena itu tidak dapat diperlakukan prosedur yang sama untuk isu dan kasus yang berbeda (Eriyanto, 2001: 337-341).
  • Selain itu, terdapat juga elemen-elemen dari struktur wacananya terhadap media yang dikembangkan oleh Van Dijk, diantaranya :
  • Tematik, yaitu inti pesannya
  • Skematik, yaitu konteks penyajian pesan dengan menekankan pada judul & teras berita dan story.
  • Semantik, makna tertentu yang disembunyikan dari pesan tersebut untuk mengarahkan kearah tertentu dari peristiwa.
  • Sintaksis, yaitu seluk beluk wacananya
  • Stilistik, yaitu gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan maksudnya.
  • Retoris, yaitu gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis.

Dalam pembahasan ini sudah sangat jelas bahwa media dan wacana sangat berhubungan. Sekalipun pada masa ini muncul yang namanya new media itu sangat dimanfaatkan sekali untuk menyampaikan maksud-maksud tertentu melalui pesan yang disajikan lewat teks. Dan masyarakat awam terutama sekali kita pelaku komunikasi harus mengetahui, memahami, & berusaha memberi penjelasan tentang arti tersembunyi dari pesan yang disampaikan oleh media tersebut. Agar dapat memberi informasi terhadap masyarakat awam dengan tujuan menghindarkan dari tujuan si pembuat pesan mengarahkan ke salah satu posisi dari adanya peristiwa. Ini yang saat sekarang gencar dilaukan oleh pelaku media (new media).

Oke segini dulu deh berbagi cerita dari saya tentang media dan wacana. Tulisan ini saya merasa masih memiliki kekurangan dari kedalaman isi materinya. Maka, penting rasa-rasanya utnuk mendiskusikan kembali tentang materi ini.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatulloh wabarokatuh, selamat pagi, bonjour dan selam sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun