Salam hangat dan salam keluarga dari mahasiswa/i BPI !!
Pada hari Sabtu, 23 November 2024 mahasiswa/i Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Uin Sumatera Utara Medan, putri annisa purba, Mhd arifin, Nabila harahap dan cindi patikasari melakukan mini riset konseling lintas budaya di Desa Sukarende, Kec. Kutalimbaru Kab. Deli Serdang Serdang, Prov. Sumatera Utara. Dimuali dengan semangat pagi yang meringankan niat kami dalam mengunjungi desa suka rende dengan mengendarai motor. Awal perjalanan kami di hadapkan dengan padatnya kendaraan mengarah ke berastagi, dan setibanya disana kami kembali segar melihat beberapa bangunan yang masi kental dengan suku karo dan udara yang bersih dari alam yang masi asri.Â
Desa Suka Rende, yang terletak di Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, menjadi sorotan dalam upaya menjaga tradisi dan melestarikan potensi wisata alamnya melalui pendekatan konseling lintas budaya. Dengan keragaman budaya yang ada, desa ini menawarkan keunikan yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga penting untuk pengembangan masyarakat lokal.
Masyarakat Suka Rende, yang mayoritas berasal dari suku Batak Karo, hidup berdampingan dengan komunitas Jawa yang merupakan hasil transmigrasi. Keharmonisan antarbudaya ini menjadi landasan bagi praktik konseling yang berfokus pada pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan. Perlu adanya Konselor di desa ini, untuk berperan penting dalam membantu masyarakat mengatasi masalah yang muncul akibat perbedaan budaya, serta memfasilitasi dialog yang konstruktif.
Tujuan dari konseling lintas budaya adalah untuk membantu klien dalam hidup berdampingan di masyarakat multicultural, juga memberikan pemahaman kepada klien tentang pentingnya nilai-nilai budaya dalam mengambil keputusan hidup.Â
Dalam konteks wisata, Desa Suka Rende memiliki potensi alam yang kaya, dengan pemandangan yang indah dan suasana yang tenang. Upaya untuk melestarikan lingkungan dan tradisi lokal menjadi kunci dalam menarik minat wisatawan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai lokal dalam praktik konseling, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami pentingnya menjaga warisan budaya dan alam mereka.
Konseling lintas budaya tidak hanya berfungsi untuk menyelesaikan masalah individu, tetapi juga untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya melestarikan tradisi dan lingkungan. Melalui pendekatan ini, masyarakat Suka Rende dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan, sambil tetap menghormati dan melestarikan budaya mereka.
Dengan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait, Desa Suka Rende berpotensi menjadi destinasi wisata yang menarik, sekaligus menjadi contoh bagaimana konseling lintas budaya dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang harmonis dan berkelanjutan. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta memberikan manfaat ekonomi melalui sektor pariwisata yang lebih terencana dan berkelanjutan.
Penulis : Putri Annisa Purba, Mhd Arifin, Nabila Harahap Dan Cindi Patikasari