Mohon tunggu...
Mh Asdar
Mh Asdar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mata Kuliah Teori Belajar dan Konsep Mengajar Universitas Pelita Harapan

Non Sibi Sed Patriae

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apply Eriksen's Theory in The Classroom

25 November 2021   15:51 Diperbarui: 25 November 2021   16:25 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan tujuan yang realistis. Mintalah mereka membuat tujuan akademik dan pribadi untuk setiap kuartal dan meninjau kembali tujuan tersebut setiap beberapa minggu untuk memantau kemajuan mereka sendiri. 

Bagi setiap tugas menjadi beberapa bagian sehingga siswa dapat belajar cara menetapkan tujuan dan manajemen waktu. Jika seorang anak berhasil melewati krisis industri vs. rendah diri, ia akan memasuki masa remaja dengan perasaan bahwa kerja keras dan ketekunan akan membuahkan hasil. 

Jika tidak, dia akan merasa bahwa dia adalah pengamat yang tidak berdaya dalam hidupnya. Memberikan pekerjaan kepada siswa. Biarkan mereka merapihkan kursi, memberi makan hewan peliharaan kelas, membagikan dan mengumpulkan kertas, membawa lembar kehadiran ke kantor, dan sebagainya. Putar pekerjaan ini secara teratur sehingga semua siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi. Ini akan memberikan siswa rasa prestasi.

Ajari anak-anak keterampilan belajar. Jelaskan bagaimana menganggarkan waktu dan menjaga agar buku catatan, binder, dan folder tetap teratur. Jika siswa gagal dalam keterampilan organisasi ini, nilai mereka akan menurun dan mereka mungkin merasa bahwa mereka bodoh atau ditakdirkan untuk gagal. 

Berikan umpan balik secara teratur kepada siswa, terutama mereka yang tampak putus asa. Pujilah mereka untuk apa yang mereka lakukan dengan benar dan berikan kritik yang membangun atas apa yang mereka salah lakukan. 

Jika sekolah Anda memiliki program seperti Student of the Month, pilihlah siswa yang memiliki masalah akademik atau perilaku tetapi berusaha keras untuk peningkatan serta berprestasi tinggi. Ini akan menunjukkan kepada mereka bahwa upaya mereka membuahkan hasil bahkan jika mereka tidak dapat nilai A langsung.

Identity vs. Role Confusion

Memberikan berbagai contoh panutan yang positif bagi siswa. Masa remaja merupakan masa menemukan jati diri. Seorang remaja yang berhasil melewati krisis identitas vs. peran kebingungan akan mampu menjawab pertanyaan, "Siapakah saya?" dengan percaya diri. Berikan serangkaian model peran untuk memberi siswa model identitas yang potensial. 

Ajarkan siswa tentang wanita dan minoritas yang berhasil di berbagai karir, sehingga semua siswa memiliki panutan yang dapat mereka hubungkan.  

Sediakan model karya teladan sehingga siswa mengetahui seperti apa tugas k yang sangat baik itu dan dapat membandingkan karya mereka sendiri dengan model tersebut. Ini akan menunjukkan kepada mereka bagaimana memasukkan kesuksesan akademis ke dalam identitas mereka yang pada dasarnya memberikan model peran untuk pekerjaan mereka alih-alih tujuan karir mereka.

Berikan kesempatan kepada siswa untuk membawa minat mereka sendiri ke dalam tugas dan penilaian, karena mereka mungkin merasa minat ini adalah bagian penting dari identitas mereka. Izinkan siswa untuk memilih di antara berbagai tugas akhir seperti sandiwara, esai, proyek seni, komposisi musik, dll. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun