Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cara Menyiapkan Bingkisan Lebaran Tanpa Boncos

2 April 2024   21:01 Diperbarui: 2 April 2024   21:06 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya saya bukan kaum yang selalu menyediakan bingkisan Lebaran. Pasalnya, keuangan kadang naik turun. Kalau pas lagi banyak, biasanya dana dialokasikan untuk dibagikan saudara. 

Namun, saya merasakan betul dua tahun sebelum ini, banyak teman yang mengirimkan pada saya hampers atau bingkisan karena memang kenal dekat. Bahkan beberapa yang mengirim itu karena ada terikat kontrak kerja sebagai salah satu pengurus sebuah komunitas. 

Apakah saya tidak mengirim bingkisan Lebaran? 

Hmm, sebenarnya saya mengirim ke orang-orang tertentu sebagai bentuk terima kasih atas dedikasinya. Seperti wali kelas anak saya. Sebab, saya wali murid yang selalu cerewet meminta wali kelas lebih aware dengan anak-anak selama di sekolah. Sebab, banyak kejadian saat ini menimpa anak-anak. 

Bahkan baru saja kemarin dapat berita di grup wali murid kalau di sekolah anak saya ada yang hilang. Belum ditemukan sampai sekarang. 

Selain wali kelas, saya juga menyiapkan bingkisan ke teman yang sudah ditinggal suaminya dan tidak punya pekerjaan tetap. Saya mengirimkan ke anaknya. Tujuannya adalah mereka tetap bahagia meski kondisi tak seberuntung anak-anak lain, berlebaran bersama orang tua lengkap. 

"Kan, sodaranya masih ada? Ngapain repot-repot?"

Niat baik tak selalu memikirkan banyak hal. Lakukan saja. Kalau pun dianggap lain, saya tidak bisa mengontrol apa yang dikatakan orang lain. Saya cuma bisa mengendalikan diri saya dengan bertindak seadil mungkin. Kalau pun di-ghibahi karena dianggap "pingin dipuji" atau semisalnya, monggo! Biarkan Allah yang memperlihatkan ketulusan dan niat baik yang ada. 

Dan masih beberapa orang lagi yang pasti saya anggap tidak mengapa jika diberi. 

Cara Ini Bisa Menghindari Boncos Saat Menyiapkan Bingkisan Lebaran

Namun, perlu memperhatikan juga beberapa hal agar persiapan parsel atau bingkisan tersebut tidak merugikan diri sendiri. Maksudnya adalah memaksakan budget yang berlebihan. Hati-hati karena godaan setan memang sangat melenakan, apalagi jika selalu membisikkan kalimat: "Lakukan saja meski kamu ngutang. Demi nama baik kamu di matanya setiap tahun." dan kalimat-kalimat lain yang bisa saja dihembuskan di telinga kita. 

Jadi, agar tidak boncos bisa perhatikan hal berikut:

Tetapkan Nama-Nama yang Memang Urgent untuk Dikirimkan Bingkisan

Setiap tahun bisa saja berubah. Jika dirasa tidak penting atau belum urgent dikirimkan maka tidak usah dipaksakan. Nama-nama yang urgent adalah yang memiliki keterikatan kerja sama agar hubungan baik tetap terjaga. Istilahnya promosi usaha juga dan mencari daya tarik rekan bisnis agar tetap mau bekerja sama. 

Saya pernah mendengar seminar dari salah satu pegiat bisnis bahwa "Sebenarnya bingkisan Lebaran itu seperti utang bagi penerimanya. Alasannya, karena yang menerima berusaha untuk mengirimkan balik bingkisan juga. Entah nilainya sama atau tidak tetapi seperti ada kewajiban untuk melakukan hal tersebut."

Nah, dari sini memang perlu benar-benar dipikirkan. Jangan sampai yang kita beri justru malah dijadikan beban, setidaknya beban pikiran dan rasa sungkan.

Tidak Melebihi Budget

Penting sekali ini. Jangan sekali-kali melewatkan dari budget sehingga defisit atau istilah kasarnya harus berhutang. Sebaiknya jangan ya. Sebab memberikan bingkisan ke orang lain dengan status hutang pun tak akan berkah. Kalau tahun ini budget cuma bisa kirim 10 parsel mungkin, yaa segitu saja. Tidak usah dilebihkan. 

Menyiapkan Produk Bingkisan yang Bermanfaat

'Kan ada tuh yang membuat bingkisan berupa satu set feeding set atau semisalnya yang tidak bisa langsung dikonsumsi. Coba dilihat lagi siapa saja yang akan diberikan dan sebisa mungkin sesuai yang dibutuhkan penerima bingkisan. 

Misalnya yang menerima masih sekolah, maka sebaiknya bingkisannya jangan berupa seperangkat alat dapur, tidak cocok. Jadi, coba berikan bingkisan berupa peralatan sekolah atau mungkin makanan kesukaannya. Dari situ yang menerima akan sangat suka dan bibirnya pasti melangitkan doa dan rasa terima kasih yang bisa berdampak pada kita juga. 

*** 

Well, rayakan Lebaran memang kemenangan bagi setiap orang. Semoga bingkisan Lebaran yang sudah kita sebarkan jelang hari raya bisa bermanfaat bagi yang menerima. Kalau pun tahun ini tak ada budget, langitkan doa agar tahun depan bisa melaksanakannya lagi dengan niat berbagi dan meraih pahala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun