“Memangnya BLOG bisa kasih kamu makan?”
Kalimat ini masih terngiang. Rasanya nyerinya masih kuat menyerang. Pasalnya, yang bertanya bukan orang sembarang. Namun, saya memahami kekkhawatirannya karena kini anak saya sudah tiga. Baginya, biaya akan banyak untuk masa depan mereka. Sementara penghasilan tidak menentu adanya.
Saya pernah mengurung diri hanya memikirkan nasib ketiga anak ke depannya seperti apa. Menyalahkan pilihan resign dari pekerjaan sebagai dosen, tidak perlu ditanya. Mungkin saja ketika saat ini saya bekerja, mereka bisa sekolah di tempat yang lebih baik dan ternama. Mungkin juga, sekarang sudah tidak bingung mencari kontrakan yang nyaman dan aman buat anak-anak dan juga saya.
Semua itu berkecamuk ketika kondisi iman memang sedang down sehingga segala hal yang sifatnya duniawi semata jadi beban. Ada beberapa halaqah yang terlewatkan. Biasanya dari halaqah itulah saya kembali semangat dan penuh harapan.
Lalu, kalau ditanya dengan pertanyaan yang sama di atas, jawaban saya seperti apa? Coba simak cerita saya sampai habis...
Survive di Tengah Pandemi karena BLOG
Percaya atau tidak, finansial keluarga kami benar-benar terguncang saat pandemi datang. Suami yang bekerja dengan penghasilan tidak seperti karyawan, tentu mendadak harus berpikir keras hingga akhirnya tumbang. Saya yang berprofesi utama sebagai ibu rumah tangga akhirnya menjadikan blog sebagai penolong kala itu. Meski semua datang dariNya dan saya sudah yakini itu.
Sempat berpikir jika saja Allah tidak mengenalkan saya dengan dunia blogging, bisa jadi saya sudah bingung harus berbuat apa. Tidak mungkin pulang ke kampung halaman karena akan bertambah celaan dari keluarga. Keputusan sudah diambil untuk merantau maka harus menjalani bagaimanapun kisahnya. Untungnya, saya tidak benar-benar melangkahkan kaki ke bandara. Ujian finansial ternyata tidak membuat saya begitu tega.
Ya, namanya rumah tangga dibangun berdua. Jika ada badai menghadang di tengah perjalanan, sudah pasti harus didiskusikan dan mencari solusi bersama. Jika salah satu menyerah, bahtera yang dibangun dengan niat suci bisa jadi tinggal cerita. Dan kami sepakat untuk tidak membiarkan hal itu terjadi dan membuat semuanya benar-benar seperti neraka.
Blog bisa mendatangkan manfaat sehingga bisa bangkit pasca pandemi. Keraguan demi keraguan yang datang setiap hari berhasil kami tepis dengan keyakinan bahwa Allah tidak akan pernah lari. Satu per satu sahabat membantu dengan berbagai jenis makanan setiap hari. Bibir saya tidak berhenti mengucap terima kasih pada Allah yang menggerakkan mereka dengan suka hati.
BLOG yang Membawa Saya Punya Paspor
Flashback ke masa 2011...