Ramadan tahun ini sedikit berbeda. Alhamdulillah karena Kartu Keluarga kami sudah ada dan "resmi" dianggap warga sah di RT kami. Otomatis semua kegiatan yang ada di lingkungan kami pun mau tidak mau diikuti sesuai kemampuan.Â
Tibalah ketika surat pembagian hidangan berbuka dibagi ke seluruh Kepala Keluarga. Suami saya, Bapak Adi, pun akhirnya sudah tercantum, meski bagi kami tak tercantum pun pasti setia Ramadan ada waktunya kami berbagi.Â
Memang setiap orang punya kemampuannya masing-masing dan itu tidak bisa dipaksakan, bukan? Sama halnya dengan berbagi takjil.Â
Kami berusaha sebaik mungkin tanpa harus menyita waktu beribadah. Dan berikut tips berbagi takjil ala kami:
Siapkan BujetÂ
Alhamdulillah karena tahun ini bujet untuk berbagi lebih baik dari tahun lalu. Keterpurukan saat pandemi berangsur pulih. Ya, kami percaya bahwa kehidupan itu berputar. Ada kalanya di bawah banget sebaliknya pun begitu. Tugas kita adalah terus berusaha dan berdoa.
Dan untuk bujet berbagi hidangan berbuka pun jangan sampai justru membuat kita bingung dan akhirnya stress sendiri.Â
Percayalah bahwa bujet yang ada di tangan kita sekarang, ada hak sebagian orang lain yang sangat membutuhkan. Dan berbagi takjil bisa jadi salah satu jalannya.
Cari yang Praktis tapi HalalÂ
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa jangan sampai menyiapkan menu berbuka justru menjadikan kita lalai dengan ibadah.Â
Saya yang masih punya anak balita pun menyadari bahwa ketika harus menyiapkan hidangan takjil untuk dibawa ke masjid dalam jumlah banyak, banyak waktu yang akan saya butuhkan.Â
Untuk itu kami inisiatif membeli di tempat yang sudah menyediakan dan pastinya hapal. Harga pun alhamdulillah sesuai bujet yang ada.Â